Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Situasi Laut Merah terasa semakin berbahaya, terutama bagi kapal-kapal Israel. Pada hari Minggu (3/12), sejumlah kapal komersial diserang di perairan internasional di Laut Merah bagian selatan.
Menurut Komando Pusat Militer AS, kapal penghancur mereka, Carney, menanggapi panggilan darurat dan memberikan bantuan setelah peluncuran rudal dan drone dari wilayah yang dikuasai Houthi.
Houthi mengakui aksi tersebut. Dalam pernyataannya, Houthi mengatakan angkatan lautnya telah menyerang dua kapal Israel, Unity Explorer dan Number 9, dengan drone bersenjata dan rudal angkatan laut.
Juru bicara Houthi mengatakan, kedua kapal tersebut menjadi sasaran setelah mereka menolak peringatan. Serangan juga dilakukan sebagai respons atas tuntutan rakyat Yaman dan seruan negara-negara Islam untuk berdiri bersama rakyat Palestina.
Baca Juga: Hizbullah Siap Hadapi Israel Jika Gencatan Senjata Tidak Direalisasikan
Juru bicara militer Israel, Laksamana Muda Daniel Hagari mengatakan, kedua kapal tersebut tidak ada hubungannya dengan Israel.
Militer AS mengklaim kapal Carney berhasil menembak jatuh tiga drone Houthi. Mereka juga mengatakan bahwa serangan tersebut merupakan ancaman terhadap perdagangan internasional.
"Kami juga mempunyai banyak alasan untuk percaya bahwa serangan-serangan ini sepenuhnya dilakukan oleh Iran. AS akan mempertimbangkan semua respons yang tepat melalui koordinasi penuh dengan sekutu dan mitra internasionalnya," ungkap militer AS, dikutip Reuters.
Baca Juga: UNICEF: Sekitar 420 Anak-Anak Terbunuh dan Terluka di Gaza Setiap Harinya
Tidak Berkaitan dengan Israel
Kapal Unity Explorer diketahui berlayar dengan bendera bahama. Kapal ini dimiliki oleh Unity Explorer Ltd dan dikelola oleh Dao Shipping Ltd yang berbasis di London. Menurut data London Stock Exchange Group (LSEG), kapal itu dijadwalkan tiba di Singapura pada 15 Desember.
Satu kapal lain, Number 9, bergerak menuju pelabuhan Suez dan berlayar dengan bendera Panama. Kapal kargo ini diketahui dimiliki oleh Number 9 Shipping Ltd dan dikelola oleh Bernhard Schulte Shipmanagement (BSM) yang berbasis di Newcastle-upon-Tyne, Inggris.
BSM mengatakan, kapal itu terkena proyektil saat transit di Selat Bab al-Mandab. Tidak ada laporan korban luka atau polusi pasca kejadian tersebut.
Baca Juga: Houthi Yaman Menyatakan Siap Bantu Palestina Melawan Israel
Dalam laporan lain yang dirilis perusahaan keamanan maritim Inggris, Ambrey, dijelaskan bahwa kedua kapal itu diserang oleh setidaknya dua drone saat berlayar di Laut Merah.
Ambrey mengatakan, kapal kontainer dilaporkan mengalami kerusakan akibat serangan pesawat tak berawak sekitar 101 km barat laut pelabuhan Hodeidah di Yaman utara.
Badan Operasi Perdagangan Maritim Inggris (UKMTO) juga mengatakan pihaknya menerima laporan tentang serangan pesawat tak berawak di Selat Bab al-Mandab di Laut Merah.
Baca Juga: Houthi Siap Bajak Lebih Banyak Kapal Israel di Laut Merah
Houthi Terus Memburu Kapal Israel
Pasukan pemberontak Houthi pada hari Rabu (22/11) berjanji akan membajak lebih banyak kapal Israel di Laut Merah. Menurut mereka, setiap kapal yang melintasi Selat Bab Al-Mandab adalah target yang sah.
Peringatan tersebut disampaikan Houthi menyusul aksi mereka membajak sebuah kapal kargo yang terkait dengan Israel pada hari Minggu (19/11) lalu. Insiden ini diprediksi akan membuka pintu konflik baru dalam perang di Gaza.
Houthi sendiri telah mendeklarasikan diri mereka sebagai bagian dari poros perlawanan atau axis of resistance dan proksi Iran. Mereka juga telah meluncurkan serangan drone dan rudal ke arah Israel.
"Kami mengatakan kepada entitas Zionis bahwa Bab Al-Mandab adalah garis merah. Setiap kapal sipil atau militer yang berhubungan dengan Israel dianggap sebagai target yang sah," kata komandan angkatan laut Houthi, Jenderal Mohammad Fadl Abdelnabi, melalui media militernya di X.
Selat Bab Al-Mandab juga menjadi salah satu jalur pelayaran tersibuk di dunia yang dilintasi seperlima konsumsi minyak global.