Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Hampir tidak ada negara yang luput dari tarif besar Presiden AS Donald Trump. Bahkan pulau-pulau kecil tak berpenghuni di Samudra Hindia dimasukkan dalam daftar lengkap. Namun, ada satu negara yang tidak termasuk: Rusia.
Melansir The Independent, salah satu musuh terbesar Amerika Serikat tidak dimasukkan dalam daftar negara yang dikenakan tarif dasar 10%. Ini merupakan sebuah langkah yang mengejutkan mengingat hubungan Trump yang sebelumnya bersahabat dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Namun, negara-negara lain, termasuk Pulau Heard dan Kepulauan McDonald yang tidak berpenghuni, Kepulauan Cocos (Keeling), yang berpenduduk 59 orang, dan Svalbard serta Jan Mayen, pulau-pulau di Lingkaran Arktik dengan sekitar 2.000 orang, juga turut dikenakan tarif.
Menteri Keuangan Scott Bessent mengatakan kepada Fox News pada hari Rabu bahwa Rusia dikecualikan karena AS tidak berdagang dengan mereka di bawah sanksi berat yang dijatuhkan pada negara itu setelah menginvasi Ukraina pada tahun 2022.
Namun, Kantor Perdagangan AS mengindikasikan AS melakukan beberapa perdagangan dengan Rusia, meskipun jauh lebih sedikit daripada yang dilakukannya. Tahun lalu, total perdagangan barang dengan Rusia adalah US$ 3,5 miliar.
Baca Juga: Tarif Trump: Siapa yang Paling Terpukul atas Perang Dagang AS-China?
Sebagian besar ekspor Rusia ke AS adalah bahan kimia radioaktif, pupuk nitrogen, dan platinum. Mereka adalah eksportir pupuk terbesar kedua ke AS.
Jumlah itu masih lebih tinggi daripada jumlah impor dari negara-negara lain yang terkena tarif seperti Fiji, Paraguay, atau Albania.
Bessent mengingatkan orang-orang bahwa negara-negara lain yang telah diberi sanksi berat oleh AS, termasuk Belarus, Kuba, dan Korea Utara, juga dikecualikan dari tarif.
Trump mungkin telah meninggalkan Rusia dari daftar tarif sebagai penangguhan hukuman, sementara ia berusaha menjadi penengah gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina.
Rusia memang meminta AS untuk mencabut beberapa sanksi tersebut selama perundingan damai yang macet. Namun, Trump baru-baru ini mengancam akan mengenakan tarif kepada pembeli minyak Rusia jika Putin gagal menyetujui kesepakatan gencatan senjata.
Baca Juga: Perang Dagang Memanas, Harga Komoditas Energi Melemah