Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Seminggu sebelumnya, Qin, 57 tahun, yang secara luas digambarkan sebagai anak didik Presiden China Xi Jinping, memainkan peran penting dalam menjamu Menteri Luar Negeri Antony Blinken selama perjalanan tingkat tertinggi ke China oleh seorang pejabat AS sejak 2018.
Kunjungan Blinken dilakukan setelah perselisihan diplomatik antara kedua negara setelah Washington menuduh Beijing menjalankan program pengawasan internasional yang ekstensif. Tuduhan ini, yang dibantah Beijing, diilustrasikan dengan rapi oleh balon China yang terbang di atas wilayah udara AS tanpa izin, yang kemudian ditembak jatuh oleh AS.
Pertemuan Qin dengan Blinken berlangsung tanpa sinyal yang jelas tentang kejatuhan diplomat China tersebut di masa yang akan datang.
"Kedua belah pihak melakukan diskusi yang jujur, substantif, dan konstruktif tentang prioritas utama dalam hubungan bilateral dan tentang berbagai masalah global dan regional," kata Matthew Miller, juru bicara Departemen Luar Negeri, tentang perjalanan tersebut.
Namun selama beberapa minggu berikutnya, serangkaian pertemuan tingkat tinggi yang seharusnya dihadiri Qin tiba-tiba dibatalkan. Dia tidak hadir, misalnya, ketika Menteri Keuangan AS Janet Yellen melakukan kunjungan empat hari ke China pada minggu pertama bulan Juli.
Baca Juga: Qin Gang, Mantan Menlu China yang Cepat Meroket & Cepat Jatuh
Qin juga tidak berpartisipasi dalam pertemuan puncak penting para pemimpin Asia regional yang dimulai di Jakarta, Indonesia, sekitar seminggu kemudian.
Pada pertengahan Juli, nama Qin telah dihapus dari situs web kementerian luar negeri dan juru bicara Mao Ning mengatakan dia "tidak memiliki informasi" tentang Qin ketika ditekan oleh wartawan dalam pengarahan.
Qin, secara efektif, menghilang begitu saja.
Tampaknya itu adalah kejatuhan yang luar biasa terjal salah satu diplomat China yang paling kuat. Qin adalah sekutu dekat Xi. Dia naik pangkat di Partai Komunitas China lebih cepat daripada kebanyakan orang. Dia diangkat sebagai menteri luar negeri setelah menghabiskan kurang dari dua tahun sebagai duta besar China untuk AS.
Baca Juga: Bertemu Jokowi, Ini Kata Xi Jinping Soal Kereta Cepat Jakarta-Bandung
Terlebih lagi, menurut Altman Yuzhu Peng, sarjana komunikasi kelahiran China di University of Warwick, Inggris, Qin tampaknya dengan cermat mencontohkan gagasan tentang "prajurit serigala".
Istilah ini adalah singkatan dari gaya diplomasi Tiongkok yang agresif dan konfrontatif yang diadopsi oleh pemerintahan Xi.