Menggabungkan diri agar margin tak tergerus (3)

Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Tri Adi

Kedua, Wang bersedia menggabungkan bisnis karena ingin mengoptimalkan pengelolaan keuangan. Ia berharap biaya yang harus keluarkan menjadi lebih efisien. Merger juga akan menghemat kas. Menurut Wang, tujuan penggabungan ini agar bisa menang menghadapi persaingan dengan kompetitor lain.

Meituan juga diuntungkan karena penggabungan dua perusahaan mengerek valuasi pasar. Valuasi Meituan Dianping meningkat 18% pasca merger. Sejatinya valuasi Meituan terus meningkat sejak banyaknya pemodal besar yang bersedia menanamkan dana di perusahaan ini.

Di awal Januari 2015, Meituan mendapat suntikan dana sekitar US$ 700 juta sehingga valuasi menjadi US$ 7 miliar. Pada semester I tahun lalu, valuasi Meituan mencapai US$ 7,4 miliar atau setara dengan CNY 47 miliar. Nah usai merger valuasi perusahaan mencapai CNY 100 miliar atau setara US$ 15,8 miliar.

Meski merger, Meituan dan Dianping akan mempertahankan merek mereka dan beroperasi secara independen. Usai merger, Meituan diyakini bisa menjadi penguasa pasar O2O di China. Pada tahun lalu, Meituan mempunyai pangsa pasar paling dominan yaitu 51,9%. Sedangkan Dianping mempunyai pangsa 29,5%. Hasil kombinasi ini menimbulkan ancaman bagi kompetitornya, yaitu Nuomi Holdings yang didukung Baidu. Kini Nuomi memiliki market share 13,6%.

Wang percaya penetrasi perusahaan ke depan masih akan tumbuh. Sebab berdasarkan mobile device, penetrasi bisnis ini  di China masih rendah. Mengutip Forbes, potensi pangsa pasar O2O dan group buying online bisa mencapai US$ 1,6 triliun.

Dengan adanya kerja sama ini, nampaknya Meituan dan Dianping sudah mempersiapkan strategi agar tak mudah disaingi kompetitor sejenis. Selain itu, dengan masifnya penggunaan internet yang sudah cukup tinggi diperkirakan jumlah pengguna Meituan bisa meningkat.            

(Bersambung)