Sumber: Global Times | Editor: S.S. Kurniawan
Menurut para ahli militer, perbedaan utama antara rudal balistik tradisional dan rudal hipersonik hanyalah pada hulu ledaknya. Hulu ledak rudal hipersonik menggunakan sistem boost-glide.
Dibandingkan dengan pendahulunya H-6K, pembom H-6N dapat membawa lebih banyak bahan bakar dan bisa melakukan pengisian bahan bakar di udara, yang bisa memperluas radius serta jangkauan operasionalnya.
"Mengubahnya dari pembom jarak menengah hingga jarak jauh menjadi pembom strategis jarak jauh," kata Fu Qianshao, ahli penerbangan militer China, kepada Global Times.
Fu mengatakan, ketika dilengkapi dengan rudal balistik jarak jauh yang diluncurkan dari udara, H-6N bisa memperoleh jangkauan serangan yang lebih besar dan kemampuan penetrasi dibandingkan dengan rudal jelajah tradisional yang terbang dengan kecepatan subsonik.
"Serangan semacam ini tidak dapat dicegat," ujar Fu.
Kombinasi pembom H-6N dan rudal balistik dapat mencakup seluruh wilayah Indo-Pasifik, Fu menambahkan. Pangkalan militer AS di Guam dan Pulau Wake akan berada dalam jangkauan, menurut thedrive.com.