Penulis: Tiyas Septiana
Warren Buffett sangat mengagumi Benjamin Graham.
The Intelligent Investor (1949), buku karya Benjamin Graham, bahkan dianggap Buffett sebagai buku tentang investasi terbaik.
Kekagumannya terhadap Benjamin Graham membuat Warren Buffett bersedia bekerja dengan Graham tanpa dibayar.
Pada tahun 1954 hingga 1956, Warren Buffett bekerja sebagai security analyst di perusahaan milik Graham, Graham-Newman Corp.
Dari Graham-lah Buffett banyak belajar mengenai teknik-teknik investasi yang menjadi dasar dalam berbisnis.
Berkshire Hathaway
Pada tahun 1956, mengutip dari The Amazing Writer, Buffett membuka perseroan miliknya sendiri, Buffett Partnership Ltd.
Di tahun berikutnya, Buffett berhasil membuka tiga perseroan dan membeli sebuah hunian yang di tinggalinya hingga sekarang seharga US$31,500.
Berkat didikan Benjamin Graham, Buffett dapat melihat potensi dari perusahaan yang awalnya "diabaikan".
Salah satu perusahaan yang awalnya "tidak berharga" adalah Berkshire Hathaway.
Buffett mampu melihat celah keuntungan dari perusahaan tekstil ini. Buffett kemudian mengembangkannya menjadi perusahaan yang mumpuni dengan nilai saham yang fantastis.
Pada tahun 1969, Buffett menutup Buffett Partnership dan fokus pada pengembangan Berkshire Hathaway.
Warren Buffett memegang posisi sebagai direktur Berkshire Hathaway pada tahun 1989 - 2006.
Selain menjadi direktur Berkshire Hathaway, Buffett juga mengambil posisi yang sama di Citigroup Global Markets Holdings, The Gillette Company, dan Graham Holdings Company.
Kekayaan Warren Buffett tidak membuat Buffett menghamburkan uang nya dalam kemewahan. Sang Dukun dari Omaha juga dikenal dengan kedermawanannya.
Terhitung dari tahun 2006, melansir dari Biography, Warren Buffett mulai menyumbangkan keuntungannya kepada beberapa badan amal.
Hingga saat ini kekayaan Warren Buffett mampu membawanya ke dalam jajaran miliarder dunia.