Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tri Adi
Lewat kesuksesannya itu, kekayaan Systrom pun melesat drastis dari US$ 280 juta di tahun 2012 menjadi US$ 1,24 miliar per 17 April 2017. Dengan harta sebesar itu, Systrom sukses menduduki posisi ke-15 di daftar orang Amerika terkaya dengan usia di bawah 40 tahun.
Boleh dibilang, perjalanan Systrom menjadi kaya raya memiliki cerita unik. Bahkan, salah satu penentu nasib mujur Systrom yakni pertemuannya dengan Zuckerberg.
Ada beberapa kejadian unik yang terjadi antara Systrom dan Zuckerberg. Ceritanya begini, pada tahun 2005 saat Facebook belum berdiri, Systrom yang kala itu kuliah di perguruan tinggi diminta Zuckerberg keluar dari Standford University untuk membantunya membuat layanan berbagi foto di situs jejaring sosial miliknya.
Seperti dilansir Forbes, Systrom menolak permintaan tersebut. Padahal, jika Systrom setuju membantu Zuckerberg, dia bisa memiliki saham Facebook yang saat ini bernilai miliaran dollar.
Uniknya lagi, selepas menolak ajakan Zuckerberg, Systrom justru memilih bekerja di sebuah kedai kopi. Nah setahun bekerja di kedai kopi, Systrom membuatkan secangkir kopi yang dipesan oleh Zuckerberg yang telah menjadi orang terkaya.
Setelah pertemuan itu, Systrom memutuskan kembali menekuni dunia teknologi. Tak lama, dia membuat aplikasi bernama Burbn bersama dengan kerabatnya Mike Krieger.
Aplikasi Burbn inilah yang menjadi cikal bakal Instagram. Setelah berbenah di sana sini, barulah pada 6 Oktober 2010 Instagram muncul di App Store.
Tangan dingin Systrom dan Krieger menjadikan aplikasi Instagram laris manis di peluncuran perdana. Dalam hitungan jam, Instagram sudah memiliki 10.000 pengguna. Popularitas Instagram bertahan kendati muncul banyak media sosial.
(Bersambung)