Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
Yang jelas, China menuntut penghapusan sebagian dari tarif AS terhadap impor negeri tembok raksasa senilai sekitar US$ 375 miliar per tahun, di samping pembatalan tarif 15 Desember terhadap impor Tiongkok lainnya senilai US$ 156 miliar.
Sedang Trump menuntut China berkomitmen untuk pembelian minimum atas produk pertanian AS, di antara konsesi lain tentang hak kekayaan intelektual, mata uang, dan akses ke pasar layanan keuangan Tiongkok.
Penasihat Ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow menyebutkan pada Jumat (6/12) pekan lalu, kedua belah pihak telah berbicara hampir setiap hari, tetapi saat ini tidak ada rencana untuk pembicaraan tatap muka atau upacara penandatanganan antara Trump dan Presiden China Xi Jinping.
Baca Juga: Ekonomi AS dan China melambat, ini efeknya ke Indonesia menurut ekonom
Dengan kurang dari satu minggu sebelum tenggat waktu di tengah-tengah negosiasi yang intens, Kudlow menyatakan, Trump akan membuat keputusan akhir tentang tarif baru atas impor China termasuk ponsel, laptop, mainan dan pakaian.
"Kita harus melihat, tetapi saat ini kami sedang bergerak," kata Trump pekan lalu seperti dikutip Reuters. “Pada 15 Desember, sesuatu bisa terjadi, tetapi kami belum membicarakan hal itu. Kami melakukan diskusi yang sangat baik dengan China”.