kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.306.000 -0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menjual obat hingga ke pedesaan (3)


Kamis, 20 September 2018 / 13:06 WIB
Menjual obat hingga ke pedesaan (3)
ILUSTRASI. FENOMENA - Ramesh Juneja


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tri Adi

Berbekal modal pengalaman sebagai tenaga pemasaran obat, Ramesh Junejas berhasil menembus pasar farmasi. Menyasar pasar di desa-desa membuat kinerja Mankind Pharma terus meningkat. Ramesh juga banyak memberikan insentif ke dokter-dokter yang secara tidak langsung menjadi tenaga pemasaran perusahaannya. Kekayaan Ramesh terangkat menjadi US$ 1,8 miliar. Ia bisa disejajarkan dengan pemilik perusahaan farmasi lain yang lebih besar.

Setelah bertahun-tahun berkutat di bidang pemasaran, akhirnya Ramesh Juneja berhasil memiliki perusahaan farmasi sendiri. Namun ternyata tidak mudah menjalankannya.

Berbeda saat dia menjadi sales farmasi, di perusahaannya ini tugas dan tanggungjawabnya tentu jadi lebih berat. Meski begitu, ia berhasil melewati sejumlah tantangan hingga berhasil membawa Mankind Pharma menjadi salah satu pemain farmasi terbesar di India

Industri farmasi sendiri merupakan salah sektor yang punya persaingan ketat di negara tersebut. Mulai dari sesama pemain lokal, hingga persaingan dengan sejumlah perusahaan multinasional yang didukung oleh fasilitas riset global dan modal yang besar.

Berbekal pengalamannya menjadi tenaga pemasaran farmasi ia berhasil membesarkan perusahaannya. Ia mencoba masuk ke pedesaan dan daerah pelosok. Jumlah penduduk yang ada di kawasan seperti itu masih sangat besar di India. Artinya ada ceruk pasar yang bisa dieksplorasi oleh Mankind Pharma dari situ.

Sementara banyak pemain lain yang kurang memperhatikan kawasan seperti itu. Kebanyakan kompetitor lebih berfokus untuk penjualan di kota-kota besar ataupun kota lapis kedua. Terlebih ia pun sadar, perusahaan lainnya yang lebih besar sudah memiliki pasar yang kuat di kota-kota besar.Makanya tak akan mudah menggoyang posisi pesaingnya itu.

Menjalankan perusahannya, Ramesh jeli memperhatikan soal anggaran pemasaran Mankind Pharma. Porsi biaya pemasaran Mankind Pharma melebihi sejumlah pemain yang sudah lebih dulu malang melintang di bisnis obat-obatan.

Contohnya adalah Sun Pharma. Perusahaan swasta nasional India di bidang farmasi ini mengalokasikan antara 6% sampai 7% dari biaya penjualan untuk urusan marketing. Namun di Mankind, porsi tersebut menembus angka 10%.

Ramesh menyadari, publik India sangat mudah terpengaruh oleh sejumlah tokoh terkenal. Terlebih yang berasal dari kalangan artis. Makanya, ia banyak menggunakan artis terkenal sebagai duta perusahaannya. Meski membutuhkan biaya yang tidak sedikit, namun hal ini terbukti mampu menarik minat konsumen.

Untuk meningkatkan kinerja Mandkind juga memberikan insentif yang lebih besar kepada para dokter yang meresepkan produknya kepada para pasien. Cara ini terbukti jitu mengerek pendapatan Mankind. Misalnya saat dibandingkan dengan Sun Pharma, jumlah obat Mankind Pharma yang diresepkan dokter lebih besar 30%. Padahal jumlah dokter yang dikover Mankind Pharma hanya separuh dari milik Sun Pharma.

Dengan strategi ini, Mankind Pharma bisa mencatatkan pertumbuhan penjualan yang cukup signifikan di tahun-tahun awal berdiri. Pertumbuhan ini pun terbilang konsisten sehingga mendorong Ramesh untuk melipatgandakan kapasitas produksi obat-obatannya secara bertahap.

Tak cuma itu, ia pun mulai rajin melihat potensi pasar-pasar baru untuk digarap. Misalnya untuk obat diabetes, dimana penderita penyakit tersebut cukup besar di India. Melihat potensi ini, ia mendirikan anak usaha bernama Discovery Mankind pada tahun 2002 untuk mengisi pasar tersebut.

Aksi itu pun terbilang sebagai langkah awal Mankind Pharma untuk terus berekspansi secara agresif dalam tahun-tahun berikutnya. Cara ini pula yang mendorong perusahaan tersebut untuk melesat. Sejalan dengan hal tersebut, kekayaan Ramesh juga turut terangkat hingga kini mencapai US$ 1,8 miliar.

(Bersambung)




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×