Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Sebuah kapal perang milik Amerika Serikat terlihat melintasi Selat Taiwan pada hari Rabu (8/5). Aksi ini jelas membuat China geram.
Militer AS sebenarnya memang secara rutin mengirimkan kapal perang atau bahkan jet tempur ke wilayah itu setiap satu bulan sekali untuk berpatroli.
Melansir Reuters, Armada ke-7 Angkatan Laut AS mengatakan bahwa kapal yang dikirim kali ii merupakan kapal destroyer berpeluru kendali kelas Arleigh Burke USS Halsey.
"Kapal destroyer berpeluru kendali kelas Arleigh Burke USS Halsey melakukan transit rutin Selat Taiwan pada hari Rabu melalui perairan di mana kebebasan navigasi dan penerbangan di laut lepas berlaku sesuai dengan hukum internasional," ungkap unit tersebut.
Baca Juga: China-Taiwan Tegang, Jerman Kirim Dua Kapal Perang ke Indo-Pasifik
Kehadiran militer AS ini tentu membuat China geram, meski selalu terjadi setiap bulannya.
Militer China menyebut pelayaran tersebut sebagai upaya untuk membuat publik heboh. Pihak militer China mengatakan mereka telah mengirimkan pasukan angkatan laut dan udara untuk memantau dan memperingatkan kapal AS.
"Pasukan di wilayah ini selalu waspada tinggi dan tegas akan mempertahankan kedaulatan dan keamanan nasional serta perdamaian dan stabilitas kawasan," kata Komando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) dalan sebuah pernyataan.
Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan, kapal AS berlayar ke selatan melalui Selat Taiwan. Militer Taiwan telah memantau situasi namun tidak menemukan sesuatu yang aneh.
Baca Juga: Taiwan: 14 Pesawat Militer China Melewati Garis Tengah yang Sensitif
Menjelang Pelantikan Presiden Baru Taiwan
Hadirnya armada militer AS di sekitar Taiwan bulan ini memiliki kesan berbeda dari sudut pandang China. Dua minggu dari sekarang, Taiwan akan melantik presiden barunya, Lai Ching-te.
Presiden terpilih Taiwan Lai Ching-te akan dilantik pada 20 Mei 2024. Oleh China, Lai dianggap seorang pemimpin separatis yang berbahaya.
Lai, yang saat ini menjabat wakil presiden, telah berulang kali menawarkan untuk berbicara dengan Tiongkok tetapi ditolak.
Taiwan juga dalam mode waspada terhadap setiap manuver militer China menjelang dan setelah pelantikan presiden.
China hingga saat ini masih mengklaim kedaulatan atas Taiwan yang diperintah secara demokratis. Mereka juga mengklaim memiliki yurisdiksi atas Selat Taiwan.
Taiwan dan AS membantah hal itu dengan mengatakan Selat Taiwan adalah jalur perairan internasional.