Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Mata uang dan bursa saham Asia kompak menguat pada perdagangan Senin (25/8/2025), dipimpin oleh ringgit Malaysia dan indeks acuan Taiwan.
Reli pasar terjadi setelah Ketua Federal Reserve Jerome Powell menyampaikan pidato bernada dovish dalam simposium Jackson Hole, yang meningkatkan selera investor terhadap aset berisiko di kawasan.
Baca Juga: Rupiah Spot Menguat 0,57% ke Rp 16.259 per Dolar AS pada Perdagangan Senin (25/8)
Ringgit melonjak 0,7% ke posisi 4,19 per dolar AS, menjadi penguatan intraday terbesar dalam tiga pekan terakhir.
Sementara itu, rupiah Indonesia naik 0,6% ke level tertinggi satu pekan. Mata uang Taiwan bertambah 0,6% dan rupee India menguat 0,2%.
Di pasar saham, indeks acuan Taipei melesat 2,2% ke level tertinggi dalam sepekan. Bursa Jakarta (IHSG), Seoul, dan Bangkok juga mencatat kenaikan lebih dari 1%.
Secara keseluruhan, indeks ekuitas emerging Asia menguat 2% ke level tertinggi sejak 9 September 2021.
Pasar semakin yakin dengan prospek penurunan suku bunga The Fed.
Baca Juga: Ekspor Thailand Melonjak 11% di Juli, Melebihi Perkiraan Analis
Pidato Powell yang menyinggung meningkatnya risiko pasar tenaga kerja membuat pelaku pasar memperkirakan 80% kemungkinan penurunan suku bunga 25 bps pada pertemuan 16–17 September, serta hampir 50 bps pelonggaran tambahan hingga akhir tahun.
Kinerja positif bursa Taiwan dan Korea Selatan juga terdorong oleh saham semikonduktor, setelah laporan bahwa raksasa chip AS Nvidia menghentikan produksi prosesor H20 khusus pasar China, yang berpotensi menguntungkan pesaing di Asia.
Sementara itu, indeks dolar AS relatif stabil, tetap berada di dekat posisi terendah sejak 28 Juli di level 101,74.
Ray Sharma-Ong, Chief Multi-Asset Southeast Asia Aberdeen Investments menyebut, pihaknya lebih menyukai mata uang regional berimbal hasil tinggi seperti rupee India, karena spread imbal hasil tetap menarik di tengah pelemahan dolar AS.
Baca Juga: Bursa Asia Cerah Pagi Ini, Investor Nantikan Hasil Nvidia dan Keputusan The Fed
Ke depan, pasar menanti keputusan suku bunga Bank of Korea dan Bangko Sentral ng Pilipinas pada Kamis.
DBS memperkirakan bank sentral Filipina akan memangkas bunga 25 bps, sementara BOK diproyeksikan menahan suku bunga.
Sebelumnya, Bank Indonesia mengejutkan pasar dengan pemangkasan suku bunga 25 bps minggu lalu dan memberi sinyal ada ruang pelonggaran lebih lanjut.
“Untuk Asia (di luar Jepang), kami melihat peluang risk-reward lebih menarik secara taktis di pasar ASEAN-4, di mana pemangkasan suku bunga The Fed dapat memberi ruang lebih besar bagi bank sentral ASEAN-4 untuk mendukung pertumbuhan,” tulis analis Nomura.
ASEAN-4 merujuk pada empat ekonomi terbesar di ASEAN: Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Thailand.
Baca Juga: Skandal Tokenize Xchange: Izin Ditolak, Investor Kripto Singapura Tak Bisa Tarik Dana
Di Singapura, inflasi inti pada Juli tercatat 0,5%, lebih rendah dari perkiraan ekonom. Namun, dolar Singapura dan indeks saham utama bergerak mendatar.
Sementara itu, indeks saham blue chip China terus reli dengan tambahan 1,4% ke level tertinggi sejak pertengahan 2022, sehingga mencatat kenaikan hampir 10% sepanjang Agustus, meski permintaan domestik dan daya saing harga perusahaan masih lemah.