Sumber: Yahoo Finance | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Menteri Keuangan Singapura Lawrence Wong, Kamis (19/8/2021), mengatakan Singapura tidak akan mencapai kekebalan kelompok (herd immunity) di tengah pandemi meskipun tingkat vaksinasi Covid-19 terbilang tinggi.
"Jalan menuju negara yang tahan terhadap Covid-19 akan menjadi kerja keras yang panjang dan sulit. Bahkan dengan tingkat vaksinasi yang sangat tinggi, kita tidak akan mencapai kekebalan kelompok, di mana wabahnya mereda," demikian Wong memperingatkan selama konferensi gugus tugas kementerian seperti yang dilansir dari Yahoo News.
Sebaliknya, lanjut Wong, Singapura harus siap secara mental bahwa kasus-kasus akan meningkat ketika negara itu melanjutkan kegiatan dan membuka kembali ekonominya secara terkendali.
"Kita akan merasakan batu-batu itu saat kita menyeberangi sungai," jelasnya.
Baca Juga: Singapura akan mulai pelonggaran pembatasan perbatasan Covid-19 secara bertahap
Dalam 19 bulan terakhir, Singapura telah mampu mengelola pandemi secara efektif, menjaga sistem rumah sakit tetap utuh dan meminimalkan kematian. Target keseluruhan Singapura adalah untuk bergerak menuju akhir pandemi dengan "kematian dan kerusakan minimum" yang dialami masyarakat dan kembali ke kehidupan normal.
Di Singapura, 77% populasi telah menyelesaikan rejimen lengkap mereka, atau menerima dua dosis vaksin Covid-19, di mana 82% telah menerima setidaknya satu dosis.
Hampir 90% dari populasi yang memenuhi syarat diharapkan akan divaksinasi penuh bulan depan.
Baca Juga: Singapura luncurkan jalur perjalanan vaksin perdana dengan Jerman dan Brunei
Dalam sebuah laporan oleh Reuters pada hari Selasa, mengutip pakar pemodelan penyakit menular Universitas Nasional Singapura (NUS) Alex Cook, sebanyak 1.000 orang mungkin meninggal dalam satu atau dua tahun ke depan di Singapura jika vaksinasi di kalangan orang tua tidak membaik.
Varian Delta masih menjadi perhatian di Singapura
Menanggapi pertanyaan Yahoo News Singapore, direktur layanan medis Depkes Kenneth Mak mengatakan bahwa dari sembilan kematian terkait Covid-19 di Singapura bulan ini, beberapa di antaranya ditemukan terkait dengan varian Delta atau mutasi kecilnya.
Temuan ini didasarkan pada kematian yang telah menjalani pengujian filogenetik, kata Profesor Mak, yang tidak merinci jumlah pasien tersebut atau persentase kematian terkait Delta di antara mereka yang meninggal akibat komplikasi virus corona di sini.
Baca Juga: Sudah divaksin lengkap, warga Jerman dan Brunei bisa pelesiran ke Singapura
“Mereka tidak semua harus sama tetapi ketika sebuah cluster berevolusi, terkadang Anda melihat mutasi kecil atau variasi kecil terjadi, tetapi semuanya terkait dengan varian Delta. Jadi kematian ini bukan ... dari varian lain,” kata Mak.
Kementerian Kesehatan mengatakan pada hari Rabu, kematian terbaru dan ke-46 Singapura dari pandemi adalah seorang pria Singapura berusia 64 tahun yang belum divaksinasi Covid-19.
Sejak Mei lalu, varian Delta menjadi varian dominan yang beredar di Singapura.