Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - BANGKOK. Thailand menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 3,5% pada tahun 2025 setelah pertumbuhan 2,7% terlihat tahun ini.
Mengutip Reuters, Rabu (13/11), Menteri Keuangan Thailand Pichai Chunhavajira mengatakan, pemerintah akan segera mempertimbangkan lebih banyak langkah stimulus dan peluncuran tahap kedua dari skema bantuan senilai US$ 14 miliar.
Pichai Chunhavajira dalam sebuah forum bisnis mengatakan, pertumbuhan ekonomi Thailand melambat karena rendahnya investasi dan lapangan kerja serta tingginya utang rumah tangga dan masalah bagi bisnis yang lebih kecil.
Baca Juga: Ekonomi Thailand Diproyeksikan Tumbuh 3% Tahun Depan
Ekonomi Thailand hanya tumbuh 1,9% tahun lalu, dengan rasio utang rumah tangga terhadap produk domestik bruto (PDB) sebesar 89,6% pada akhir Juni, termasuk yang tertinggi di Asia.
"Masalah struktural Thailand berarti tidak ada investasi dalam teknologi baru," katanya.
"Kebijakan fiskal dan moneter harus bekerja sama untuk menyelesaikan masalah," katanya.
Ia menambahkan ruang fiskal kecil karena utang publik meningkat.
Utang publik terhadap PDB Thailand tercatat sebesar 63,28% pada September. Pichai mengatakan pemerintah akan memastikan utang tersebut tidak akan melebihi batas 70%.
Setelah lama menolak tekanan pemerintah untuk melonggarkan kebijakan guna mendorong pertumbuhan, bank sentral secara tak terduga memangkas suku bunga acuan seperempat poin menjadi 2,25% bulan lalu, penurunan pertama sejak 2020.
Tinjauan kebijakan berikutnya akan dilakukan pada 18 Desember.
Bulan lalu, pemerintah sepakat dengan bank sentral untuk mempertahankan target inflasi 1% hingga 3% saat ini untuk tahun 2025, sebagai imbalan atas jaminan dukungan untuk kebijakan fiskalnya.
Baca Juga: Begini Dampak Kemenangan Donald Trump bagi Perdagangan Indonesia
Pichai mengatakan, pemerintah akan mendorong inflasi di atas 2% pada tahun 2025 untuk membantu ekonomi berkembang dan menciptakan lebih banyak pendapatan negara.
Inflasi utama Thailand tercatat hanya 0,26% pada Januari-Oktober. Pichai mengatakan ia memperkirakan inflasi akan mencapai 0,7% hingga 0,8% untuk setahun penuh.
Pemerintah akan membahas lebih banyak langkah ekonomi pada 19 November. "Termasuk fase kedua dari skema pemberian dompet digital," kata Pichai, seraya menambahkan belum jelas kapan pembayaran akan dilakukan.
Program unggulan tersebut akan menyalurkan 10.000 baht ($288) kepada sekitar 45 juta orang, sepertiganya telah menerima pembayaran.
Indeks sentimen industri Thailand naik untuk pertama kalinya dalam tiga bulan pada bulan Oktober, didorong oleh pariwisata dan ekspor yang lebih kuat serta bantuan pemerintah, kata Federasi Industri Thailand pada hari Rabu.
Pichai mengatakan pemerintah akan mendesak sektor swasta untuk berinvestasi lebih banyak dan bank untuk membantu mengatasi utang rumah tangga.
Ia mengatakan kontribusi yang harus dibayarkan bank kepada Dana Pengembangan Lembaga Keuangan dapat diturunkan untuk menyediakan lebih banyak dana guna mengatasi masalah utang.
($1 = 34,72 baht)