Sumber: Reuters | Editor: Hasbi Maulana
KONTAN.CO.ID - KUALA LUMPUR. Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad siap untuk merayu investor dan menawarkan kesepakatan bisnis selama perjalanan ke Jepang yang dimulai pada hari Minggu. Ia terlihat berusaha menutup lubang utang menganga dan mengurangi ketergantungan pada investasi China.
Kunjungan itu menandai perjalanan luar negeri Mahathir yang pertama setelah kembali berkuasa lewat hasil pemilihan umum yang mengejutkan bulan lalu. Ini menunjukkan kebijakan "Melihat Timur" dari pria berusia 92 tahun ini dalam rangka memperkuat hubungan dengan Asia Timur, terutama Jepang.
Sebagan orang juga melihat ini sebagai tanda negara Asia Tenggara itu menjauh dari China, yang secara kontroversial memompa miliaran dolar ke pemerintahan Najib Razak yang sebelumnya tercemar skandal. Pemerintah baru Mahathir telah mengatakan bahwa beberapa perusahaan China dicurigai digunakan untuk menutupi skandal korupsi di dana negara 1Malaysia Development Berhad (1MDB).
"Pemerintah sebelumnya mungkin telah melibatkan Jepang, tetapi tentu saja tidak seantusias dengan China," kata Shahriman Lockman, seorang analis senior di Institute of Strategic and International Studies.
Pemerintah Malaysia yang kekurangan uang bisa melihat keran modal murah Jepang, sementara potensi penjualan saham di perusahaan-perusahaan yang terhubung dengan negara Malaysia dapat menjadi target investasi perusahaan Jepang, kata bankir yang terlibat dalam kesepakatan lintas batas.
Mahathir telah setuju menghadiri konferensi tahunan Nikkei di Asia sebelum memenangi pemilihan, tetapi sekarang juga akan bertemu Perdana Menteri Shinzo Abe dan pejabat senior selama kunjungan tiga harinya.
"Fakta bahwa dia memilih untuk tetap pada rencana untuk menghadiri konferensi memang mengatakan sesuatu: itu pasti akan memberikan kesempatan peremajaan hubungan Malaysia-Jepang," kata Shahriman.
Mahathir telah keluar dari proyek rel kecepatan tinggi dengan Singapura dan sedang meninjau jalur kereta api lokal senilai US$ 14 miliar yang akan dibangun oleh perusahaan-perusahaan China.
Kementerian luar negeri Malaysia mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa kunjungan Mahathir akan memungkinkan Malaysia menyoroti kebijakan saat ini terhadap Jepang dan negara-negara lain di kawasan itu, terutama yang berkaitan dengan investasi dan perdagangan luar negeri.
"Dengan kembalinya Tun Dr Mahathir, saya yakin industri kami akan sangat senang untuk berpikir positif tentang keterlibatan mereka dengan Malaysia dan industri-industrinya," Makio Miyagawa, Duta Besar Jepang untuk Malaysia mengatakan kepada kantor berita negara Bernama.
Jepang adalah penyumbang investasi langsung asing terbesar di Malaysia senilai US$ 13 miliar tahun lalu, Bernama mengatakan.