Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana
KONTAN.CO.ID - TOKYO. Para pembuat kesepakatan di Jepang memperkirakan tahun 2025 akan menjadi tahun sibuk dengan aksi merger dan akuisisi (M&A). Menilik data Bloomberg, per akhir 2024, nilai aksi M&A mencapai US$ 230 miliar, meningkat 44% secara tahunan.
Ini menjadi pertumbuhan tercepat sejak 2018 dan lebih tinggi dibandingkan aktivitas M&A di Asia-Pasifik yang naik 38%. Di awal 2025, ada serangkaian transaksi aksi M&A perusahaan Jepang.
Salah satunya rencana M&A Seven & i Holdings Co dengan Alimentation Couche-Tard Inc senilai ¥ 9 triliun. Ada juga rencana merger Honda dan Nissan Motor Co. untuk menciptakan produsen mobil terbesar ketiga di dunia. Selain itu, ada rencana KKR & Co. dan Bain Capital akuisisi Fuji Soft senilai US$ 4 miliar.
Baca Juga: China dan AS Berkelahi, Pebisnis Eropa Menjadi Korban
Terbaru ada rencana anak usaha Softbank Group Corp, Arm Holdings Plc, mengakuisisi Ampere Computing LLC. Ampere adalah perancang semikonduktor yang menggunakan teknologi Arm dengan nilai perusahaan US$ 8 miliar, menurut hitungan investasi Softbank pada tahun 2021.
Pasar tersibuk
Jepang menjadi pasar tersibuk kedua untuk aktivitas investasi pada tahun lalu, dengan 150 aksi investasi. Ini melonjak 50% dari tahun 2023, menurut data Bloomberg. Saham-saham Jepang juga berpotensi mencapai rekor tertinggi baru pada tahun ini.
Para pengakuisisi semakin terdiversifikasi sejak tahun lalu. Jika di 2024, private equity mengakar di China, kini lebih aktif di Jepang. "Kami melihat peningkatan signifikan jumlah investor dan pembeli,” kata Jeff Acton, Mitra di Investment Banking BDA Partners Inc.
Akhir-akhir ini ia mengaku mengadakan dua sampai tiga pertemuan dalam seminggu. Menurut dia, lima tahun lalu, belum tentu ada pertemuan di satu minggu.
Baca Juga: Ajukan Gugatan, U.S. Steel & Nippon Steel Menuduh Biden Melanggar Konstitusi
Satoshi Shimada, Kepala M&A di JPMorgan Chase & Co, mengatakan, saat ini banyak perusahaan Jepang lebih terbuka menerima tawaran. "Kami memberi nasihat kepada perusahaan yang mendapat tekanan dari pemegang saham dan mereka secara serius mempertimbangkan untuk menjadi perusahaan tertutup atau berintegrasi dengan operasi perusahaan Jepang lainnya," imbuh Kenichi Sekiguchi, Mitra M&A di firma hukum Mori Hamada.
Kepemilikan kas gabungan perusahaan di Jepang juga mendekati titik tertinggi sepanjang masa, didorong pelepasan kepemilikan saham beberapa perusahaan besar. Juli lalu, Toyota Motor. mengumumkan membeli kembali saham miliar yang dimiliki perusahaan seperti Mitsubishi UFJ. dan Tokio Marine, senilai ¥ 806,8 per saham.