kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45897,40   -11,14   -1.23%
  • EMAS1.358.000 -0,37%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Museum Hagia Sophia di Turki akan dijadikan masjid lagi, AS tak setuju


Kamis, 02 Juli 2020 / 10:18 WIB
Museum Hagia Sophia di Turki akan dijadikan masjid lagi, AS tak setuju
ILUSTRASI. Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo. Mangel Ngan/Pool via REUTERS


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Amerika Serikat menolak dan menentang pengalihfungsian Hagia Sophia menjadi sebuah masjid. Bahkan AS mendesak pemerintah Turki agar tetap mempertahankannya sebagai sebuah museum warisan dunia.

Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo pada Rabu mendesak Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, untuk tidak mengubah Hagia Sophia menjadi masjid. Pompeo menyatakan bekas katedral Istanbul yang terkenal itu harus tetap terbuka untuk semua orang sebagai museum.

Erdogan, yang pada dasarnya penganut politik Islam, telah berpikir untuk mengubah Hagia Sophia kembali menjadi masjid, yang memicu ketegangan dengan negara tetangga Yunani. Pompeo mengeluarkan pernyataan, seperti yang dilansir dari AFP (1/7/2020), menjelang keputusan pengadilan Turki yang menentukan apakah museum warisan dunia UNESCO itu benar-benar akan dialihfungsikan.

Baca Juga: Erdogan intip peluang investasi di balik konflik bersenjata di Libya

"Kami mendesak pemerintah Turki untuk terus mempertahankan Hagia Sophia sebagai museum, sebagai bentuk komitmennya untuk menghormati tradisi agama dan beragam sejarah yang membentuk Republik Turki, dan untuk memastikan tempat itu tetap dapat diakses oleh semua orang," kata Pompeo.

Pompeo melanjutkan bahwa AS memandang perubahan status Hagia Sophia akan mengurangi nilai warisan dari bangunan yang luar biasa dan tak tertandingi ini, karena sudah sangat jarang bangunan yang seperti itu di dunia modern ini. Sehingga, Hagia Sophia sangat dibutuhkan sebagai sebuah museum untuk menjembatani semua orang yang memiliki perbedaan tradisi agama dan budaya.

Baca Juga: Presiden Turki Erdogen kemungkinan akan kembali blokir media sosial, ini penyebabnya

Pompeo, yang seorang Protestan dan sering berbicara tentang hak-hak minoritas agama, berujar AS berharap untuk tetap dapat melakukan dialog dengan Turki mengenai pelestarian situs-situs keagamaan dan budaya. Pada Mei, para ulama berdoa di sana untuk merayakan hari penaklukan sebuah kota pada tahun 1453 oleh pasukan Ottoman, yang saat ini kota itu dikenal sebagai Konstantinopel.

Bangunan Hagia Sophia yang menakjubkan ini pertama kali dibangun sebagai sebuah gereja di abad keenam di bawah Kekaisaran Bizantium sebagai pusat dari Konstantinopel. Setelah penaklukan oleh Kekaisaran Ottoman, bangunan itu diubah menjadi masjid sebelum diubah menjadi museum pada masa pemerintahan Mustafa Kemal Ataturk, pendiri sekularisasi Turki modern, pada 1930-an.

Baca Juga: Otoritas Turki memerintahkan penangkapan terhadap 191 personel militer

Kemudian, tahun lalu Erdogan mulai berpikir untuk mengubah museum Hagia Sophia menjadi masjid kembali, yang mana pernyataan itu telah menarik perhatian luas di Yunani, yang Gereja Ortodoksnya mempertahankan patriarkat ekumenis di Istanbul.

Baca Juga: Inilah empat kunci sukses Turki mengatasi virus corona Covid-19

Turki adalah anggota aliansi NATO yang di dalamnya juga ada AS, tetapi kedua negara telah bergesekan dalam beberapa tahun terakhir, termasuk atas serangan Ankara ke Suriah dan pembelian senjata dari Rusia oleh Turki.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ingin Tetap jadi Museum, AS Tolak Hagia Sophia Menjadi Masjid"
Penulis : Shintaloka Pradita Sicca
Editor : Ardi Priyatno Utomo




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×