Sumber: Arab News | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - ANKARA. Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan melihat adanya peluang bisnis yang besar dari konflik bersenjata yang sedang terjadi di Libya.
Melansir Arab News, Erdogan mengirimkan delegasi untuk urusan bisnis dan politik Libya untuk membicarakan peluang kerja sama ketika perang saudara di negara tersebut berakhir.
Turki sendiri punya peran yang cukup mencolok dalam perang saudara antara Government of National Accord (GNA) dan Libyan National Army (LNA). Dalam konflik ini Turki secara terbuka memberikan dukungan kepada kubu GNA.
Hasilnya, pasukan GNA berhasil mendesak LNA yang selama 15 bulan terakhir ada di atas angin. Kini pasukan LNA di bawah pimpinan Khalifa Haftar cukup kewalahan. Dengan bantuan dari tentara bayaran dari Turki, GNA berhasil mendesak LNA keluar dari Tripoli menuju Sirte.
Baca Juga: Presiden Turki Erdogen kemungkinan akan kembali blokir media sosial, ini penyebabnya
Dengan cara itu Erdogan kini punya alasan yang cukup baik untuk bisa berbisnis dengan Libya. Beberapa sumber dari Ankara menyebutkan kalau delegasi bisnis yang dikirimkan tadi akan fokus membahas pemenuhan energi serta perbaikan infrastruktur di Libya.
Nantinya pemberi pinjaman dari Turki akan membantu sistem perbankan dan regulator di Libya. Turki berharap bisa jadi mitra impor utama Libya untuk beberapa urusan yang disebutkan di atas.
Sebenarnya Turki sudah cukup lama menancapkan unit bisnis mereka di Libya. Mereka memiliki jaringan listrik sampai perumahan.
Kontrak pembangunan yang disepakati oleh kedua pihak nilainya mencapai $16 miliar. Sayang, sejumlah proyek besar akhirnya terganggu oleh perang saudara dan wabah COVID-19 yang melanda sejak awal tahun ini.
Meskipun demikian, perusahan listrik milik Turki, Karadeniz Holding, melirik adanya peluang besar di balik adanya program pemadaman listrik selama 10 jam sehari di Libya. Mereka sedang dalam pembicaraan dengan Tripoli untuk menjual 1.000 megawatt listrik.
Meskipun terlihat sangat menjanjikan dari segi ekonomi, rupanya hal ini dinilai akan memberikan sedikit manfaat saja bagi Turki.