Sumber: Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
Di bawah perjanjian nuklir 2015, Iran setuju untuk mengekang program nuklirnya dengan imbalan keringanan sanksi. Presiden AS Donald Trump menarik diri dari kesepakatan pada 2018 dan sejak itu memberlakukan kembali sanksi.
Iran telah mengurangi komitmennya di bawah kesepakatan tersebut tetapi mengatakan, masih mematuhi persyaratan keseluruhannya.
Keringanan sanksi, yang secara resmi berakhir pada 27 Juli 2020, mencakup konversi riset air berat reaktor di Arak, penyediaan pengayaan uranium untuk Reaktor Penelitian Teheran, dan transfer bahan bakar reaktor ke luar negeri.
Baca Juga: Pentagon: Pasukan nuklir AS siap hadapi semua musuh termasuk Korea Utara
Iran setuju untuk menutup reaktor di Arak, sekitar 250 kilometer Barat Daya Teheran, berdasarkan perjanjian 2015. Dan, Iran boleh memproduksi sejumlah besar air berat dan Teheran telah berupaya mendesain ulang reaktor. Teheran mengatakan, akan membuat isotop untuk keperluan medis dan pertanian.
Upaya untuk mendesain ulang reaktor Arak terus berlanjut, meskipun dengan langkah lambat karena sanksi dan masalah dengan melaksanakan perjanjian nuklir, kata Kamalvandi.