kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.912.000   -20.000   -1,04%
  • USD/IDR 16.450   167,00   1,00%
  • IDX 6.816   48,94   0,72%
  • KOMPAS100 985   6,24   0,64%
  • LQ45 763   1,83   0,24%
  • ISSI 216   1,39   0,64%
  • IDX30 397   1,52   0,38%
  • IDXHIDIV20 474   2,31   0,49%
  • IDX80 111   0,22   0,20%
  • IDXV30 115   -0,82   -0,71%
  • IDXQ30 130   0,67   0,52%

Meski Naik, Indeks PMI Jerman Masih Berkutat di Jalur Kontraksi


Jumat, 02 Mei 2025 / 16:24 WIB
Meski Naik, Indeks PMI Jerman Masih Berkutat di Jalur Kontraksi
ILUSTRASI. Passengers walk past self check-in kiosks in a departure terminal during a 24-hour strike at Berlin airport called by the German trade union Verdi over a wage dispute in Berlin, Germany March 10, 2025. REUTERS/Annegret Hilse


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - BERLIN. Sektor manufaktur Jerman menunjukkan tanda-tanda pemulihan pada April 2025 dengan laju kontraksi paling lambat dalam dua setengah tahun. Hasil survei bisnis yang dirilis oleh S&P Global pada Jumat (2/5) memaparkan, tingkat produksi melonjak ke level tercepat sejak Maret 2022.

Indeks Manajer Pembelian (PMI) Manufaktur HCOB Jerman naik tipis menjadi 48,4 pada April dari 48,3 pada Maret. Meskipun angka tersebut masih belum masuk di level ekspansi karenaa masih di batas 50, ini adalah level tertinggi sejak Agustus 2022.

Laporan tersebut mencatat produksi meningkat untuk bulan kedua berturut-turut dengan pertumbuhan mencapai titik tercepat dalam lebih dari tiga tahun. Kenaikan ini didorong ekspansi yang lebih kuat dalam sektor barang investasi.

Baca Juga: Takut Dampak Kebijakan Trump, Jerman Siap Tarik Cadangan Emas 1.200 Ton di AS!

Pesanan baru juga naik untuk bulan kedua, meskipun laju pertumbuhannya melambat. Penjualan ekspor menunjukkan peningkatan tipis untuk pertama kali terjadi sejak awal 2022.

Namun demikian, Cyrus de la Rubia, Kepala Ekonom Hamburg Commercial Bank AG mengatakan kehati-hatian terhadap data ini. Ia menyebutkan lonjakan produksi kemungkinan dipicu oleh efek percepatan permintaan menjelang potensi kenaikan tarif impor dari Amerika Serikat.

"Besar kemungkinan bahwa ekspansi produksi selama dua bulan terakhir merupakan dampak dari efek penarikan ke depan terkait dengan ancaman kenaikan tarif AS, yang berarti bisa saja terjadi penurunan tajam dalam beberapa bulan mendatang," ujar de la Rubia, dikutip Reuters.

Jerman berisiko terdampak signifikan oleh tarif tersebut, mengingat perekonomiannya yang sangat bergantung pada ekspor. Amerika Serikat merupakan mitra dagang terbesar Jerman pada 2024, dengan total perdagangan barang dua arah mencapai € 253 miliar.

Meskipun data produksi menunjukkan tren positif, kepercayaan pelaku industri terhadap prospek bisnis masa depan justru melemah, turun ke level terendah dalam empat bulan terakhir.

Selanjutnya: Dividen dari Astra Agro (AALI) Rp 184 per saham, Cum Date pada 7 Mei 2025

Menarik Dibaca: Dividen dari Astra Agro (AALI) Rp 184 per saham, Cum Date pada 7 Mei 2025



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×