Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Microsoft, Google, dan Qualcomm masuk ke dalam daftar pihak yang protes atas akuisisi Nvidia terhadap ARM. Ketiganya meminta pihak terkait di AS untuk membatalkan kesepakatan ini. Mereka menganggap bahwa pembelian ini akan merusak persaingan.
Dilansir dari Bloomberg Minggu (14/2), ketiga perusahaan tersebut masuk ke jajaran perusahaan yang meminta pembatalan kesepakatan yang bernilai US$ 40 miliar tersebut.
Akuisisi ini akan memberi Nvidia kendali atas pemasok penting yang melisensikan teknologi chip penting kepada perusahaan seperti Apple, Intel, Samsung, Amazon, dan Huawei.
Baca Juga: Biden: Jika diperlukan, memenangkan perang untuk jaga keamanan Amerika
NVIDIA mengklaim tidak ada kehendak untuk mengubah netralitas ARM. Perusahaan mengklaim pembelian ARM bukanlah alasan untuk mengubah apa yang tengah berfungsi, tetapi Bloomberg menyatakan bahwa perusahaan saingan dan banyak pihak lain tidak percaya akan hal itu.
Sebelumnya pada 2016 lalu, saat Softbank mengakuisisi ARM, pembelian tersebut tidak menimbulkan masalah antitrust karena konglomerat teknologi Jepang tersebut tidak memiliki unit pembuat chip yang bersaing dengan pelanggan lain dari perusahaan Inggris tersebut.
Tapi akuisisi ARM oleh NVIDIA adalah cerita yang berbeda, karena pembuat chip AS itu bersaing langsung dengan pelanggan ARM, seperti Qualcomm, Intel, Advanced Micro Devices, MediaTek Taiwan dan Samsung Electronics asal Korea Selatan.
NVIDIA berkilah kalau akuisisi tersebut sebenarnya bertujuan untuk menggenjot pengembangan artificial intelligence (AI), yang juga merupakan fokus terbesar Nvidia. Dari mulai teknologi upscalling GPU berbasis machine learning sampai chip untuk mobil otonom.
"Ketika kami melanjutkan proses peninjauan, kami yakin bahwa regulator dan pelanggan akan melihat manfaat dari rencana kami untuk melanjutkan model lisensi terbuka Arm dan memastikan hubungan yang transparan dan kolaboratif dengan lisensi Arm," kata seorang juru bicara Nvidia dalam sebuah pernyataan.
Baca Juga: ByteDance sedang dalam pembicaraan untuk menjual aset TikTok di India
Pihak regulator di Amerika Serikat sendiri, yaitu Federal Trade Commission sendiri saat ini memang tengah menginvestigasi akuisisi ARM oleh Nvidia tersebut. Yaitu untuk memastikan apakah nantinya akuisisi tersebut bakal memberikan kekuasaan yang terlalu besar untuk Nvidia di bisnis pembuatan chip.
Sementara itu di Uni Eropa dan Inggris pun berjanji akan menginvestigasi akuisisi secara menyeluruh. Mereka pun dipastikan akan menerima lebih banyak protes, tak cuma dari Google, Microsoft, dan Qualcomm, melainkan juga dari berbagai perusahaan lain yang mungkin terdampak dari akuisisi ini.