Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - NEW DELHI. ByteDance Ltd. dikatakan sedang menjajaki penjualan operasional TikTok di India untuk menyaingi unicorn Glance, dalam upaya untuk menghidupkan kembali aplikasi berbagi video pendek yang pernah berkembang pesat yang telah dilarang tanpa batas waktu yang jelas di negara Asia Selatan itu.
Dilansir dari Bloomberg Sabtu (13/2), menurut sumber yang mengetahui pembicaraan tersebut mengatakan, diskusi tersebut diprakarsai oleh konglomerat SoftBank Group Corp, InMobi Pte serta induk TikTok di Cina, ByteDance.
Sejumlah sumber bilang diskusi tersebut melibatkan empat sisi. Pembicaraan dilakukan antara SoftBank, ByteDance dan Glance dan kesepakatan apa pun akan membutuhkan persetujuan akhir dari otoritas India.
Baca Juga: Misi Tianwen-1 China memasuki orbit Mars, berencana mendarat pada Mei
Sebelumnya India melarang ribuan aplikasi China termasuk TikTok tahun lalu menyusul permusuhan hebat di perbatasan India-China.
Beberapa sumber bilang, jika pembicaraan berlanjut, pemerintah India akan bersikeras bahwa data pengguna dan teknologi TikTok tetap di dalam perbatasannya.
Hal itu karena hubungan antara New Delhi dan Beijing masih tegang, dan India tidak akan memberikan izin kepada perusahaan teknologi yang berbasis di China.
Aturan baru China seputar ekspor teknologi membuat negosiasi menjadi lebih rumit, dan setiap penjualan TikTok memerlukan persetujuan dari otoritas China.
Pembalikan dramatis dalam keberuntungan TikTok terjadi musim panas lalu setelah aplikasi tersebut mencapai lebih dari 200 juta pengguna di India yang merupakan pasar terbesarnya.
Baca Juga: Jepang dihantam gempa besar, ratusan orang dilaporkan terluka
Pemerintah India mengutip ancaman terhadap kedaulatan dan keamanannya untuk melarang banyak aplikasi China seperti TikTok yang didukung kecerdasan buatan, dan bulan lalu mengindikasikan larangan itu bersifat permanen.
ByteDance kemudian mulai melepaskan operasional lokalnya dan memecat ratusan karyawan di India.