kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,40   8,81   0.99%
  • EMAS1.332.000 0,60%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Miliarder yang drop out dari Stanford (1)


Rabu, 15 Juni 2016 / 11:23 WIB
Miliarder yang drop out dari Stanford (1)


Reporter: Dina Farisah | Editor: Tri Adi

Meski tak sulit baginya untuk berada di jajaran orang terkaya Asia, namun sang ayah mendidiknya bekerja keras dan mandiri. Richard pertama kali masuk daftar miliarder dunia pada 2010.

Kala itu, namanya berada di urutan ke-26 orang terkaya di Hong Kong dengan harta kekayaan bersih mencapai US$ 1,3 miliar. Di saat yang bersamaan, namanya juga terukir dalam daftar miliuner dunia di nomor urut 773.

Lelaki berusia 49 tahun ini tidak serta merta kejatuhan durian runtuh. Masa remajanya penuh lika-liku kehidupan. Li pernah mengecap pendidikan di St. Paulus, Hong Kong.

Menginjak usia ke-13 tahun, Richard keluar dan pindah ke Menlo School di Atherton, California. Kemudian, ia menekuni teknik komputer di Standford University.

Sayangnya, ia tidak menuntaskan pendidikannya di Standford. Drop out dari Standford, Richard pertama kali menjajal peruntungan pada industri media.

Bungsu dari dua bersaudara ini masuk industri media dan teknologi pada 1990. Kala itu usianya masih sangat muda, yakni 20 tahun. Richard berambisi untuk mengembangkan bisnis hiburan. Racikan bisnis perdananya adalah Star TV, layanan kabel TV satelit pertama di Asia pada tahun 1993.

Sukses membangun Star TV , Richars kemudian menjual Star kepada Rupert Murdoch News Corp. Duit hasil penjualan dia gunakan untuk mendirikan Pacific Century Group, perusahaan investasi di Hong Kong

Sepak terjang Richard berawal dari kesuksesannya mengantarkan PCCW Limited, anak usaha Pacific Century. Di tangan Richard, PCCW berkembang menjadi penyedia layanan telekomunikasi terbesar di Hong Kong.

PCCW juga diakui sebagai inovator terkemuka dalam bidang teknologi dan komunikasi. PCCW tercatat sebagai perusahaan yang meluncurkan layanan pertama internet protocol television (IPTV) pada tahun 2003.

Saat ini, PCCW menguasai seperlima dari total market share IPTV di seluruh dunia. Tiga tahun setelah meluncurkan IPTV, PCCW kembali membuat gebrakan dengan menghadirkan layanan 3G di Hong Kong.

Selain pintar melihat peluang, Richard juga mengembangkan kemampuan membangun jaringan dengan pemerintah Hong Kong. Melalui PCCW, ia membantu meningkatkan kesadaran akan peran teknologi dalam memajukan perekonomian Hong Kong melalui penciptaan Cyberport. Ini merupakan kerjasama antara PCCW dengan pemerintah, perguruan tinggi dan sektor korporasi dalam mempromosikan pengembangan dan penerapan IT di Hong Kong.

Belakangan, PCCW juga membidani kelahiran puluhan bisnis rintisan (start up) berbasis teknologi dengan investasi mencapai US$ 170 juta. Selain berbisnis media dan telekomunikasi, Richard juga menggarap bisnis investasi.                            

(Bersambung)




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×