kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Miliarder yang pernah menjadi pengacara (2)


Rabu, 01 Maret 2017 / 14:09 WIB
Miliarder yang pernah menjadi pengacara (2)


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tri Adi

Impian masa muda Daryl Katz menjadi seorang advokat dan memiliki karier di sebuah firma hukum. Impian tersebut sempat terwujud. Tapi, jalan hidup membawa Daryl banting setir menjadi pebisnis mengikuti jejak sang ayah yang memiliki toko obat kecil di Edmonton, Kanada. Inspirasi dari sang ayahlah yang membuat Daryl mengambil waralaba toko obat dan membesarkan hingga kini. Kini pria kelahiran 55 tahun silam telah memiliki kekayaan sebesar US$ 2,9 miliar.

Daryl Katz kini menyandang status sebagai salah satu miliarder asal Kanada. Namun kekayaan Daryl tidak didapat dengan mudah. Ia harus bekerja keras hingga seperti sekarang. Meski begitu, gemblengan orangtua ikut andil memupuk bakat bisnis Daryl.

Kebetulan, pria yang kini menjadi orang kaya nomor 527 di dunia ini juga piawai memoles bisnis. Daryl mulai belajar berbisnis dengan menjalankan usaha warisan dari sang ayah. Bisnis turunan tersebut berupa toko obat.

Bisnis toko obat peninggalan sang ayah tidaklah besar. Namun, dari bisnis ini pula Daryl merintis jalannya sendiri hingga usahanya membesar seperti saat ini.

Ayah Daryl, Barry Katz membuka toko obat Value Drug Mart di kota asalnya Edmonton, Kanada. Saat itu, Daryl masih anak-anak.

Awalnya Daryl ogah-ogahan menekuni bisnis farmasi ini. Semasa kuliah, pria berusia 55 tahun ini memilih masuk ke jurusan hukum.

Ini karena Daryl memang ingin menjadi seorang advokat. Setelah selesai kuliah, dia pun bekerja di beberapa firma hukum. Namun lambat laun, ia mulai tertarik pada dunia bisnis. Daryl pun memutuskan fokus dan ikut andil dalam menangani dan meneruskan usaha milik orangtuanya.

Dari bisnis toko obat tersebut, ayah beranak dua ini mencium ada potensi besar pada bisnis waralaba toko obat. Kala itu, waralaba memang sedang tren. Bahkan sejumlah toko obat memiliki hingga ribuan jaringan yang tersebar di beberapa kota hingga ke luar negeri.

Daryl kemudian mencoba peruntungan dengan ikut membeli hak untuk mengoperasikan toko obat waralaba. Pilihannya jatuh ke Medicine Shoppe. Jaringan waralaba toko obat ini memiliki 1.000 gerai di Amerika Serikat. Ia  sangat percaya diri untuk menjadi salah satu terwaralaba Medicine Shoppe karena ada sang ayah yang sudah terjun di dunia ini selama puluhan tahun. Bermodalkan dana sebesar US$ 300.000, ia bersama sang ayah resmi menjadi terwaralaba Medicine Shoppe.

Pada tahun 1992, Daryl membuka toko Medicine Shoppe pertama. Saat memulai bisnis, ia berhasil mendapatkan dukungan pembiayaan dari perusahaan modal ventura yakni Edmonton’s Vencap Equities. Perlahan, bisnis toko obat yang ia jalankan makin besar.

Daryl kemudian mendirikan Katz Group seiring dengan perluasan bisnis. Katz Group ini tak hanya mengurus bisnis lain Daryl, tapi juga kerjasama dengan toko obat lainnya. Dengan bisnis yang lebih tertata, usaha yang dijalankan Daryl tumbuh lebih baik. Kas yang dimiliki makin besar dan lebih mudah untuk ekspansi.

Salah satu langkah besar yang dilakukan Daryl adalah ketika ia memutuskan membeli jaringan milik toko obat Rexall pada 1996. Sebenarnya perusahaan tersebut memiliki sejarah panjang bisnis farmasi di kawasan Amerika Utara. Namun perlahan, pamor Rexall malah cenderung menurun dan tak mampu mengejar pertumbuhan para kompetitor.

Ia kemudian memutuskan mengakuisisi jaringan toko obat Rexall di Kanada. Daryl mendapatkan dana untuk akuisisi dari McKesson Corp. Dukungan pendanaan tersebut berhasil membantu Daryl untuk membangun ulang Rexall hingga menjadi pemain apotek yang diperhitungkan di Kanada.

Tak hanya itu, jaringan apotek Daryl pun makin luas. Sejak ia membuka apotek sendiri pada 1990 hingga akuisisi Rexall, ia memiliki 110 jaringan toko obat. Terdiri dari 80 gerai Rexall dan 30 toko Medicine Shoppe.

Walau begitu, perjalanan bisnis Daryl tidak selalu mulus. Banyak hambatan yang harus dilalui.  Toh ia tetap mampu membawa Katz Group menjadi perusahaan menguntungkan.             

(Bersambung)




TERBARU

[X]
×