Penulis: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Militer Taiwan menggelar latihan militer tahunan pada hari Rabu (9/7). Tahun ini, simulasi yang digelar adalah menghadapi serangan terhadap sistem komando dan infrastrukturnya di tengah kekhawatiran atas invasi dari China.
Dilansir dari Channel News Asia, fase pertama dari latihan militer tahunan ini, yang bertajuk Han Kuang, akan berfokus pada bagaimana militer Taiwan mendesentralisasikan komando jika terjadi serangan komunikasi yang melumpuhkan.
Latihan militer Han Kuang akan berlangsung selama 10 hari ke depan dan skenarionya akan diperluas untuk menilai kesiapan tempur Taiwan terhadap upaya invasi asing.
Salah seorang pejabat pertahanan senior Taiwan, yang berbicara secara anonim, mengatakan bahwa latihan tahun ini benar-benar menggunakan situasi yang terjadi di Ukraina sebagai contoh.
Baca Juga: China Batasi Pembelian Alat Kesehatan dari Uni Eropa
Militer Taiwan meyakini bahwa invasi yang terjadi di Ukraina sangat mungkin dihadapi Taiwan di masa mendatang.
"Kami belajar dari situasi di Ukraina dalam beberapa tahun terakhir dan berpikir realistis tentang apa yang mungkin dihadapi Taiwan dalam pertempuran sesungguhnya," kata pejabat tersebut, dikutip Reuters.
Latihan Han Kuang tahun ini akan memobilisasi jumlah cadangan terbesar, sekitar 22.000 personel. Tidak hanya itu, militer Taiwan juga untuk pertama kalinya akan menampilkan Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi Baru (HIMARS) yang dibuat oleh Lockheed Martin, lengkap dengan rudal permukaan-ke-udara Sky Sword yang dikembangkan Taiwan.
Pejabat pertahanan senior Taiwan tersebut juga mengatakan, mereka ingin menunjukkan kepada China bahwa Taiwan adalah lawan yang sulit diprediksi dan siap menghadapi beragam skenario invasi.
Bersamaan dengan itu, Taiwan ingin menunjukkan tekadnya kepada komunitas internasional untuk mempertahankan dirinya sendiri.
Baca Juga: Ultimatum China ke Pemberontak Myanmar Bisa Ancam Suplai Global Tanah Jarang Berat
Sesuai dugaan, latihan militer Taiwan ini direspons dengan sinis oleh China, yang masih menganggap bahwa Taiwan adalah wilayahnya.
Pada hari Selasa (8/7), Kementerian Pertahanan China mengatakan bahwa latihan militer Han Kuang yang dilakukan Taiwan hanya gertakan. Mereka yakin bahwa Taiwan tetap tidak akan bisa menahan serangan militer China atau Tentara Pembebasan Rakyat (PLA).
"Apapun senjata yang digunakan, Taiwan tidak dapat menahan pedang tajam Tentara Pembebasan Rakyat yang menentang kemerdekaan," kata juru bicara Kementerian Pertahanan China, Jiang Bin, dikutip CCTV.
China sampai saat ini masih melihat Taiwan, yang demokratis, sebagai provinsi atau wilayah separatis. Dalam lima tahun terakhir, militer China semakin aktif melakukan operasi di sekitar Selat Taiwan untuk memberikan peringatan.
China secara terbuka menegaskan bahwa tidak akan mengesampingkan penggunaan kekuatan militer untuk "membawa" kembali Taiwan ke dalam kekuasaannya.
Tonton: Xi Jinping Meradang, Pakta Dagang AS-Vietnam Merugikan China