Sumber: BBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Mahathir memimpin aliansi Pakatan Harapan meraih kemenangan dalam pemilihan penting 2018, mengakhiri rekor 61 tahun Barisan Nasional yang tak terputus dalam memerintah Malaysia.
Mahathir akhirnya berhasil menjadi perdana menteri Malaysia lagi. Dia mengindikasikan akan menyerahkan kekuasaan kepada Anwar dalam dua tahun. Dia juga memenuhi janjinya untuk membebaskan Anwar dari penjara.
Akan tetapi, aliansi itu kemudian goyang seiring upaya Anwar yang menagih janji Mahathir untuk menyerahkan kekuasaan kepadanya.
Pada bulan Februari 2020, pengunduran diri Mahathir yang tak terduga menyebabkan keruntuhan koalisi, menjerumuskan Malaysia ke dalam periode kekacauan politik yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Baca Juga: Tanggapi klaim Anwar Ibrahim, Mahathir: Saya 'wait and see'
Raja Malaysia, yang memiliki keputusan akhir tentang siapa yang harus membentuk pemerintahan, memilih Muhyiddin Yassin untuk memimpin. Penunjukkan ini secara efektif memulihkan tatanan lama ke kekuasaan.
Kini, Anwar mengatakan dia memimpin mayoritas parlemen yang "hebat" dan sedang mencari audiensi dengan raja untuk membentuk pemerintahan baru.
Klaimnya telah dibantah oleh Muhyiddin. Dia mengatakan bahwa dirinya masih merupakan Perdana Menteri Malaysia yang sah. Sedangkan raja saat ini berada di rumah sakit.
Mungkinkah Anwar Ibrahim mewujudkan mimpinya untuk memimpin Malaysia?