kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.907.000   -17.000   -0,88%
  • USD/IDR 16.210   0,00   0,00%
  • IDX 6.897   65,26   0,96%
  • KOMPAS100 1.002   13,05   1,32%
  • LQ45 771   10,32   1,36%
  • ISSI 224   1,60   0,72%
  • IDX30 397   5,48   1,40%
  • IDXHIDIV20 461   5,31   1,16%
  • IDX80 113   1,46   1,31%
  • IDXV30 113   0,44   0,39%
  • IDXQ30 129   1,86   1,47%

Minat Investor Terhadap Aset Terkait Rusia Meningkat


Sabtu, 08 Maret 2025 / 05:05 WIB
Minat Investor Terhadap Aset Terkait Rusia Meningkat
ILUSTRASI. President Donald Trump and Russian President Vladimir Putin next to European Union flags during a protest outside the Houses of Parliament in Westminster, London, Britain, March 5, 2025. REUTERS/Isabel Infantes


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Minat investor global terhadap aset yang terkait Rusia kembali meningkat beberapa pekan terakhir, didorong oleh spekulasi bahwa sanksi Barat terhadap Moskow dapat dilonggarkan. 

Walaupun sanksi masih membatasi akses langsung ke pasar keuangan Rusia, berbagai celah dalam regulasi memungkinkan investor untuk mencari peluang di tengah ketidakpastian geopolitik.

Melansir Bloomberg, Jumat (7/3), sejumlah bank besar, seperti Goldman Sachs dan JPMorgan Chase, telah mulai menawarkan kontrak derivatif berbasis rubel kepada klien mereka. 

Kontrak ini, yang dikenal sebagai non-deliverable forward (NDF), memungkinkan investor untuk berspekulasi terhadap nilai tukar rubel tanpa harus memiliki aset Rusia secara langsung. Karena tidak melibatkan individu atau perusahaan Rusia, perdagangan NDF tetap sah di bawah regulasi sanksi Barat.

Baca Juga: Hubungan dengan AS Makin Mesra, Rusia Tunjuk Diplomat Kawakan sebagai Dubes Amerika

Sejak awal tahun, rubel mengalami kenaikan sekitar 20%, menjadikannya salah satu mata uang dengan performa terbaik di dunia. Lonjakan ini menarik perhatian investor yang ingin mengambil keuntungan dari tren penguatan mata uang tersebut, meskipun ketidakpastian politik dan ekonomi masih membayangi.

Selain instrumen berbasis rubel, investor juga menunjukkan minat terhadap obligasi perusahaan Rusia yang diperdagangkan di pasar sekunder. Obligasi yang sebelumnya dianggap hampir tak bernilai kini mulai mengalami kenaikan harga, dengan bid-offer spread yang tetap luas, menandakan masih adanya kehati-hatian di pasar.

Banyak pemegang obligasi, termasuk hedge fund dan family offices di Timur Tengah, mulai menahan aset mereka dengan harapan akan terjadi pelonggaran sanksi di masa depan. 

Beberapa investor juga melirik obligasi berdenominasi dolar dan euro dari perusahaan besar Rusia seperti Gazprom PJSC dan Lukoil PJSC, yang dinilai memiliki fundamental kuat meskipun berada dalam tekanan ekonomi global.

Baca Juga: Rusia-Prancis Memanas, Ini Peringatan Kremlin kepada Macron

Walaupun terdapat peluang keuntungan besar, para analis memperingatkan bahwa investasi dalam aset Rusia masih memiliki risiko tinggi. Banyak sanksi yang diterapkan oleh AS telah dikodifikasi dalam hukum dan hanya dapat dicabut melalui persetujuan Kongres. Selain itu, ketidakpastian ekonomi di Rusia dan potensi eskalasi konflik dapat berdampak signifikan terhadap nilai aset tersebut.

Pavel Mamai, pendiri hedge fund Promeritum Investment Management, mengingatkan agar investor tidak terlalu optimis terhadap prospek aset Rusia. “Orang-orang terlalu melebih-lebihkan potensi keuntungan dari aset terkait Rusia,” ujarnya.




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×