Sumber: Bloomberg | Editor: Uji Agung Santosa
Detroit. Biaya operasional yang tinggi, jarak tempuh yang pendek, dan kurangnya stasiun pengisian, membuat mobil bertenaga listrik kurang begitu diminati. Kurangnya minat masyarakat akan mobil bertenaga baterai ini membuat Pemerintah Amerika Serikat (AS) menurunkan target menempatkan 1 juta mobil listrik sampai 2015.
Pada Januari 2013, penjualan mobil listrik seperti Chevrolet Volt, Toyota Prius Plug-In dan Nissan Leaf menunjukkan penurunan dibanding bulan sebelumnya. Penjualan Volt turun 57%, Leaf turun 56%, dan penjualan Prius Plug-inĀ turun 36%. Untuk seluruh penjualan mobil di AS, pada Januari 2013 turun 36% dibanding Desember 2012, sedangkan jika dibandingkan Januari 2012 naik 14,2%.
Seretnya penjualan mobil listrik tersebut mendorong produsen otomotif di Asia, Eropa, dan Amerika Utara mulai mengalihkan fokusnya pada sumber bahan bakar alternatif lain yaitu hidrogen. "Karena kekurangan jarak tempuh yang pendek, biaya dan waktu pengisian, kendaraan listrik bukanlah pengganti yang layak untuk mobil konvensional. Kita perlu sesuatu yang sama sekali baru," kata Takeshi Uchiyamada, Vice Chairman Toyota Motor Co.
Menurutnya, teknologi sel bahan bakar yang mengubah hidrogen menjadi listrik menjanjikan lebih banyak karena bebas polusi.