kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Moody's: Risiko terjadinya resesi global dalam 12-18 bulan ke depan sangat tinggi


Rabu, 16 Oktober 2019 / 13:50 WIB
Moody's: Risiko terjadinya resesi global dalam 12-18 bulan ke depan sangat tinggi
ILUSTRASI. A Moodys sign on the 7 World Trade Center tower is photographed in New York August 2, 2011. Behind all too many of market moves in government debt of late has been a report from one of the major credit ratings agencies. Standard & Poors is the biggest and


Sumber: CNBC,Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Dukungan moneter dan fiskal

Pada hari Selasa, Badan Dana Moneter Internasional kembali memangkras prediksi pertumbuhan global.

Melansir Reuters, dalam laporan Outlook Ekonomi Dunia, IMF memperkirakan bahwa ekonomi global hanya akan tumbuh 3% tahun ini dan 3,4% pada tahun 2020. Ramalan itu lebih rendah dari prediksi sebelumnya sebesar 3,2% dan 3,5% - untuk masing-masing tahun 2019 dan 2020 - yang dibuat pada bulan Juli.

IMF menilai, lemahnya pertumbuhan lemah sebagian karena meningkatnya hambatan perdagangan dan meningkatnya ketegangan geopolitik, dan menyerukan cara "seimbang" untuk menangkis risiko tersebut.

Baca Juga: Demi loloskan Brexit, Perdana Menteri Inggris intervensi Ratu Elizabeth II

"Kebijakan moneter tidak bisa menjadi satu-satunya permainan di sini dan harus ditambah dengan dukungan fiskal," kata IMF seperti yang dilansir Reuters.

Zandi setuju bahwa pemerintah harus meningkatkan anggaran belanja untuk mendukung ekonomi. Akan tetapi dia mengatakan, banyak ekonomi besar tidak akan menempuh jalan itu.

Zandi menjelaskan, dengan dua faksi politik utama di AS yang saling bertolak belakang terkait penyelidikan pemakzulan terhadap Trump, tampaknya tidak mungkin bahwa Kongres akan meloloskan rencana untuk pemotongan pajak. Di Eropa, Jerman mungkin memiliki ruang fiskal untuk dibelanjakan tetapi pemerintah bisa kesulitan melakukannya secara legislatif.




TERBARU

[X]
×