Reporter: Harris Hadinata | Editor: Harris Hadinata
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Moody's Ratings mempertahankan peringkat Baa1 untuk surat utang Pemerintah Thailand, alias bertahan di level investment grade. Kendati begitu, perusahaan pemeringkat ini menurunkan outlook peringat utang negeri gajah putih tersebut dari stabil menjadi negatif.
Penurunan outlook dari stabil menjadi negatif ini mencerminkan potensi risiko kekuatan ekonomi dan fiskal Thailand dapat semakin melemah. Tarif impor Amerika Serikat (AS) yang baru-baru ini diumumkan diperkirakan akan berdampak pada ekonomi Thailand.
Selain itu, ada ketidakpastian yang cukup besar apakah AS akan tetap memberlakukan tarif tambahan pada Thailand setelah jeda 90 hari.
Prospek negatif tersebut juga memperhitungkan pemulihan ekonomi pascapandemi yang lambat di Thailand. Kondisi ini menimbulkan risiko yang berpotensi memperburuk tren penurunan pertumbuhan ekonomi negara tersebut.
Baca Juga: Fitch Pertahankan Peringkat Utang Indonesia di Level BBB dengan Outlook Stabil
“Tekanan berat yang bersifat material terhadap pertumbuhan Thailand meningkatkan risiko pelemahan lebih lanjut posisi fiskal pemerintah, yang telah memburuk sejak pandemi,” terang Grace Lim, analis Moody’s, dalam keterangan resmi, Selasa (29/4).
Kendati outlook diturunkan, Moody’s menilai lembaga dan tatakelola Thailand yang cukup kuat yang mendukung kebijakan moneter dan fiskal yang baik. Peringkat tersebut juga mempertimbangkan keterjangkauan utang Thailand yang cukup kuat, meski utang pemerintah meningkat tajam sejak pandemi.
Moody’s menyebut, kondisi ini didukung pasar domestik yang kuat. Selain itu, utang pemerintah Thailand hampir seluruhnya dalam denominasi mata uang lokal. Thailand juga dinilai mampu mempertahankan posisi eksternal yang kuat, dengan cadangan devisa yang cukup.
Di sisi lain, Moody's menurunkan pertumbuhan PDB riil Thailand menjadi sekitar 2% untuk tahun ini, turun dari perkiraan 2,9% enam bulan lalu. Revisi ini mempertimbangkan risiko penurunan, di tengah ketidakpastian yang terus berlanjut.
Baca Juga: R&I Isyaratkan Indonesia Berpeluang Raih Peringkat Utang Menjadi A-
Beban utang pemerintah Thailand meningkat sekitar 22 poin persentase menjadi sekitar 56% dari PDB pada tahun fiskal 2024, dari tahun fiskal 2019. Pemulihan yang lamban di negara ini telah menghambat konsolidasi fiskal dan utang.
Moody’s menyebut, kendati outlook negatif, peringkat utang Thailand masih bisa naik jika negara ini menunjukkan ketahanan yang lebih kuat dari yang diharapkan terhadap guncangan. Misal, realisasi pertumbuhan ekonomi ternyata lebih kuat dibandingkan proyeksi.
Tapi Moody’s juga mengingatkan, peringkat utang Thailand bisa turun jika kekuatan ekonomi Thailand terkikis lebih jauh, karena pertumbuhan ekonomi yang lemah secara terus-menerus.
Penurunan outlook peringkat utang Thailand menjadi negatif ini juga menjadi sinyal bahaya bagi pemerintah Indonesia. Pasalnya, peringkat utang Indonesia saat ini satu level di bawah Thailand, yaitu di Baa2. Tambah lagi, kurs rupiah juga cenderung melemah.