kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Muak kerap disangka warga China, Taiwan putuskan ganti disain paspor


Kamis, 03 September 2020 / 09:31 WIB
Muak kerap disangka warga China, Taiwan putuskan ganti disain paspor
ILUSTRASI. Members of the media take photos of a paper cut out of the new Taiwan passport displayed in Taipei, Taiwan, September 2, 2020. REUTERS/Ann Wang


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - TAIPEI. Muak kerap disangka warga China di tengah pandemi virus corona, pemerintah Taiwan mengatakan pada Rabu (2/9/2020) akan mendesain ulang paspornya dengan menonjolkan keunggulan yang lebih besar pada Taiwan.

Mengutip Reuters, Taiwan telah mengeluh selama wabah corona, banyak warga negaranya menemui masalah saat memasuki negara lain karena di paspor Taiwan terdapat tulisan "Republik China". Nama resmi itu ditulis dengan huruf besar dalam bahasa Inggris di bagian atas, dengan "Taiwan" tercetak di bagian bawah.

Dalam disain paspor baru, yang diharapkan akan diedarkan pada bulan Januari, Taiwan akan menghilangkan kata-kata besar dalam bahasa Inggris "Republik China", meskipun nama dalam karakter China akan tetap ada, dan memperbesar kata "Taiwan" dalam bahasa Inggris.

Baca Juga: Inilah alasan China semakin berani pamerkan kekuatan militernya

Menteri Luar Negeri Taiwan Joseph Wu mengatakan, paspor baru diperlukan untuk mencegah orang Taiwan disalahartikan sebagai warga negara China, terutama dengan peningkatan pemeriksaan masuk di banyak negara sejak pandemi dimulai.

"Sejak awal wabah pneumonia Wuhan tahun ini, warga negara kami terus berharap bahwa kami dapat lebih menonjolkan visibilitas Taiwan, ini untuk menghindari orang yang salah sangka bahwa mereka berasal dari China," kata Wu kepada wartawan.

Baca Juga: Taiwan mulai berani melawan kedigdayaan China

China mengklaim Taiwan yang demokratis sebagai wilayah kedaulatannya, dan mengatakan hanya mereka yang memiliki hak untuk berbicara atas nama pulau itu secara internasional. Posisi ini terus ditekankan China selama pandemi, terutama di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).




TERBARU

[X]
×