Sumber: Bloomberg | Editor: Rizki Caturini
KAIRO. Presiden Mesir Hosni Mubarak menolak tuntutan rakyatnya untuk mundur. Dalam pidatonya di televisi, Mubarak berjanji akan membentuk pemerintahan baru dengan berlandaskan demokrasi. Pidato ini ia sampaikan setelah kerusuhan terjadi di seluruh negeri diiringi bentrokan para demonstran dengan polisi sepanjang malam tadi.
"Saya telah meminta pemerintah untuk turun dan akan menunjuk pemerintahan baru hari ini untuk menjalankan tugas baru di era mendatang," kata Hosni Mubarak Presiden Mesir dalam pidatonya.
Setelah pidato tersebut, Presiden AS Barrack Obama sempat berkomunikasi dengan Mubarak lewat sambungan telepon selama 30 menit. Obama meminta Mubarak untuk memenuhi janjinya itu dengan langkah konkrit terhadap perubahan politik, sosial dan ekonomi di Mesir.
Akibat kejadian ini, saham diseluruh dunia kemarin berguguran dan harga minyak melonjak dan mencapai harga tertingginya sejak 2009 seiring ketidakstabilan politik di Mesir makin meruncing.
Indeks saham Mesir EGX30 pun terperosok 11% pada Kamis (27/1) lalu dan menjadi yang terburuk sejak Oktober 2008.
Demonstrasi di Mesir muncul sejak 25 Januari 2011 dan mencapai puncaknya kemarin (28/1), setelah terinspirasi pemberontakan di Tunisia oleh rakyatnya untuk menggulingkan Presiden Tunisia Zine El Abidine Ben Ali pada 14 Januari 2011.
Sepanjang malam, bentrokan antara demonstran dan polisi terjadi di sepanjang jalan di tepi timur Sungai Nil. Para pengunjuk rasa ingin mengakhiri korupsi, represi dan tuntutan peningkatan standar hidup di negaranya.
Harga minyak naik 4,3% menjadi US$ 89,34 per barel di New York Marchentile Exchange kemarin dan menjadi lompatan terbesar sejak 30 September 2009. Kerusuhan di Mesir membawa kekhawatiran dunia bahwa protes akan menyebar hingga ke negara bagian penghasil minyak utama di Timur Tengah.
Fitch Rating pun langsung menurunkan peringkat Mesir dari stabil menjadi negatif.