Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Australia menanggapi China yang memberlakukan tarif anti dumping pada anggur Australia.
Mengutip Reuters, Jumat (27/11), Kementerian Perdagangan China mengatakan, China akan memberlakukan tarif anti-dumping sementara dari 107,1% menjadi 212,1% untuk anggur yang diimpor dari Australia mulai 28 November.
Menteri perdagangan Australia Simon Birmingham mengatakan tarif itu tidak dapat dibenarkan dan itu adalah waktu yang menyedihkan bagi ratusan produsen anggur karena itu "akan membuat tidak nyaman bagi banyak bisnis, perdagangan anggur mereka dengan China".
Pemerintah menyebut, China mengambil 37% dari total ekspor anggur Australia, sebuah industri yang bernilai AU $ 2,9 miliar.
Baca Juga: Perang dagang China vs Australia berkobar, begini kronologinya
Minggu lalu China menguraikan daftar keluhan tentang investasi asing Australia, keamanan nasional dan kebijakan hak asasi manusia, dengan mengatakan Canberra perlu memperbaiki tindakannya untuk memulihkan hubungan bilateral dengan mitra dagang terbesarnya.
"Komentar China baru-baru ini memberikan persepsi bahwa ini lebih tentang keluhan mereka seputar masalah itu, daripada tentang kenyataannya seputar kesalahan industri apa pun," kata Menteri Pertanian Australia David Littleproud kepada media, Jumat.
Dia menambahkan, "Itu tidak mengkhawatirkan eksportir Australia, itu mengkhawatirkan eksportir dari seluruh dunia."
Juru bicara kementerian luar negeri China Zhao Lijian mengatakan pada hari Jumat bahwa langkah-langkah itu sejalan dengan hukum dan peraturan China dan mendesak Australia untuk berbuat lebih banyak untuk meningkatkan rasa saling percaya antar negara. "Mereka harus memikirkan apakah mereka menghormati kepentingan China," katanya.
China memulai penyelidikan anti-dumping pada Agustus atas permintaan Asosiasi Minuman Beralkohol China, tetapi di Canberra keputusan awal untuk memberlakukan tarif dipandang sebagai bagian dari pola tindakan perdagangan yang menghukum sejak Australia menyerukan penyelidikan independen tentang asal-usul virus corona.
Birmingham menunjuk pada "dampak kumulatif dari sanksi perdagangan China terhadap sejumlah industri Australia" dan mengatakan jika itu adalah tanggapan terhadap faktor-faktor lain, ini akan sepenuhnya tidak sesuai dengan komitmen yang telah diberikan China kepada Organisasi Perdagangan Dunia.