kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.896.000   16.000   0,85%
  • USD/IDR 16.220   -29,00   -0,18%
  • IDX 6.915   -12,32   -0,18%
  • KOMPAS100 1.007   -0,64   -0,06%
  • LQ45 771   -2,07   -0,27%
  • ISSI 227   0,47   0,21%
  • IDX30 397   -1,97   -0,49%
  • IDXHIDIV20 459   -2,95   -0,64%
  • IDX80 113   -0,11   -0,10%
  • IDXV30 114   -0,70   -0,61%
  • IDXQ30 128   -0,64   -0,49%

Negosiasi Tarif Amerika Serikat dan Negara Lain Berjalan Alot


Selasa, 01 Juli 2025 / 22:29 WIB
Negosiasi Tarif Amerika Serikat dan Negara Lain Berjalan Alot
ILUSTRASI. U.S. President Donald Trump gestures during a press conference at a NATO summit in The Hague, Netherlands June 25, 2025. REUTERS/Yves Herman


Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Negosiasi tarif sejumlah negara dengan Amerika Serikat (AS) masih belum menemui titik temu. Jepang misalnya, masih belum sepakat dengan penerapan tarif otomotif 25% oleh AS.

Presiden AS Donald Trump bahkan membuka pertikaian dengan Jepang karena negara ini enggan menerima beras dari AS. "Mereka tidak akan mengambil beras kita, padahal mereka mengalami kekurangan beras yang sangat besar," tulis Trump dalam media sosialnya. Dia menyebut, akan mengirimi Jepang surat. 

Direktur Dewan Ekonomi Nasional Gedung Putih Kevin Hassett mengatakan negosiasi masih berlanjut. "Masih akan ada diskusi hingga akhir," kata dia, seperti diberitakan Bloomberg, kemarin.

Baca Juga: Inflasi Juni 2025 Capai 0,19%, Dipicu Kenaikan Harga Beras dan Tarif Angkutan Udara

Pembicaraan dengan Uni Eropa juga masih dalam tahap negosiasi. Eropa mengaku bersedia menerima tarif universal 10%. Tapi, Eropa meminta ada penurunan tarif sektor tertentu, seperti farmasi, alkohol, semikonduktor dan pesawat komersial. 

Uni Eropa juga mendesak AS memberikan kuota dan pengecualian agar secara efektif menurunkan tarif 25% untuk mobil dan suku cadang mobil, serta tarif 50% untuk baja dan aluminium, menurut sumber Bloomberg. 

Komisi Eropa yang menangani masalah perdagangan memandang aturan ini menguntungkan AS. UE memiliki waktu hingga 9 Juli untuk menyelesaikan pengaturan perdagangan dengan Trump, sebelum tarif ekspor dari Eropa ke AS melonjak jadi 50%.

Pajak digital

Sementara itu, pemerintah Kanada memutuskan membatalkan pemberlakuan pajak digital demi tercapainya kesepakatan dagang. 

"Untuk mendukung negosiasi dagang, Menteri Keuangan Francois Philippe Champagne mencabut digital service tax (DST), guna mengantisipasi pengaturan perdagangan komprehensif yang saling menguntungkan dengan AS," tulis Kementerian Keuangan Kanada, dikutip Reuters. Kesepakatan dagang yang saling menguntungkan antara Kanada dan AS ditargetkan tercapai pada 21 Juli.

Baca Juga: Aktivitas Manufaktur Asia Terhambat oleh Risiko Tarif AS

DST dikenakan atas perusahaan teknologi dengan pendapatan Kanada lebih dari CA$ 20 juta per tahun. Perusahaan yang berpotensi terdampak adalah perusahaan AS seperti Amazon, Google, Meta, Uber, hingga Airbnb. Pengenaan DST secara retroaktif mendapatkan reaksi keras dari AS. 

Menurut Menteri Keuangan AS Scott Bessent, pengenaan pajak retroaktif bukanlah kebijakan yang adil. "Kami berharap Perdana Menteri Kanada Mark Carney segera menghentikan pengenaan pajak digital service. Ini akan menjadi sebagai tanda yang baik," ujar dia, dikutip Reuters.

Selanjutnya: Jasindo Lanjutkan Program Beasiswa Inspiratif, Tambah Analisis Biometrik

Menarik Dibaca: 5 Cara Memperbaiki Tekstur Kulit agar Kembali Mulus




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×