kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Neraca Perdagangan Australia Bulan Juli Defisit


Kamis, 04 September 2008 / 14:24 WIB
Neraca Perdagangan Australia Bulan Juli Defisit


Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

SYDNEY. Secara tak terduga, neraca perdagangan Australia pada bulan Juli mengalami defisit. Salah satu penyebab utamanya adalah meningkatnya impor minyak dan turunnya ekspor.

Menurut laporan pemerintah Australia yang dirilis hari ini, neraca perdagangan mengalami defisit sebesar A$ 717 juta atau US$ 596 juta. Kondisi ini berbanding terbalik pada bulan Juni, di mana neraca Australia mengalami surplus mencapai A$ 351 juta. Selain itu, 24 ekonom yang disurvei Bloomberg memprediksi, neraca perdagangan Negeri Kanguru tersebut pada bulan Juli mengalami surplus sebesar A$ 50 juta. 

Turunnya angka perdagangan diperkirakan bakal semakin memperlambat laju ekonomi Australia. Padahal, pada kuartal II, laju perekonomian sudah mengalami perlambatan yang terburuk dalam tiga tahun terakhir yang disebabkan rendahnya daya beli masyarakat. Catatan saja, pada bulan Juli, tingkat ekspor turun 1% menjadi A$ 22,9 miliar seiring turunnya pengiriman hasil pertanian sebesar 3% dan ekspor batubara anjlok 9%.

Dalam laporan tersebut juga tertulis, adanya permintaan batubara dan bijih besi dari China membantu perekonomian Australia yang pertumbuhannya mencapai A$ 1 triliun. Jumlah itu paling lumayan dibanding negara-negara maju lain yang saat ini sedang terkena dampak dari krisis subprime global.

Asal tahu saja, pertumbuhan ekonomi Australia naik 2,7% pada kuartal II dibanding tahun sebelumnya. Sebagai perbandingan, pertumbuhan ekonomi AS hanya mencapai 1,4%, Inggris 1,4% sementara Jerman hanya tumbuh 1,7%.

Sementara dalam hal perdagangan, pendapatan ekspor Australia mengalami peningkatan 13,1% pada kuartal II, yang merupakan angka tertinggi dalam 35 tahun. Sebaliknya, pengeluaran rumah tangga turun 0,1% dan merupakan penurunan kuartalan pertama sejak 1993 silam.

Selain itu, investasi bisnis meningkat 5,7% pada kuartal II, dua kali lipat melebihi prediksi para ekonom. Peningkatan tersebut disebabkan para perusahaan pertambangan membeli mesin ekstra dan peralatan untuk memenuhi tingginya permintaan batubara dan bijih besi dari China. Sedangkan penjualan retail pada bulan Juni mengalami penurunan sebesar 4,3%. Tingkat pengangguran naik 4,3% karena beberapa perusahaan, termasuk Qantas Airways Ltd, memangkas jumlah pekerjanya.

Sementara itu, beberapa analis menilai, ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya defisit pada bulan Juli. “Adanya defisit ini sebenarnya akibat dari tingginya harga minyak. Selain itu, ada pula kemungkinan dampak dari ledakan pabrik gas di Australia Barat,” kata Su-Lin Ong, ekonom senior RBC Capital Market di Sydney. Bank sentral Australia pada 15 Juli lalu memang pernah mengatakan, bahwa ledakan tersebut bakal mengurangi sekitar seperempat dari nilai Produk Domestik Bruto.

Meski demikian, neraca perdagangan diperkirakan dapat kembali surplus dalam beberapa bulan ke depan karena adanya perbaikan pada pabrik gas akibat ledakan. Pada kejadian itu, produksi gas alam Australia untuk domestik berkurang sebesar 30% atau sekitar sepertiga dari kebutuhan ekspor Australia.

Bloomberg, Reuters


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×