Sumber: Bloomberg | Editor: Johana K.
CHINA. Nestle SA, salah satu produsen makanan dan minuman terbesar dunia berencana mengakuisisi Hsu Fu Chi International Ltd (HFCI), produsen permen dan makanan China dengan pendapatan US$ 2,6 miliar per tahun.
Juru Bicara Hsu Fu Chi, Christine Sun mengatakan, kedua perusahaan sudah melakukan pembicaraan atas rencana kemitraan jangka panjang ini. Saat ini, Nestle sedang menilai penawaran yang diajukan Hsu Fu Chi.
Aksi ini melengkapi aksi akuisisi yang belakangan rajin dilakukan Nestle. Tahun 2007, Nestle sukses mengakuisisi pabrik biskuit Rusia, Ruzskaya. Nestle juga telah berhasil mendapatkan 51% saham produsen cokelat dan biskuit Dogan & Balaban Gida, di Turki, Desember 2010 lalu.
Ben Cavender, analis pemasaran di China, menyebutkan akuisisi Hsu Fu Chi sebagai langkah tepat jika Nestle menginginkan memperlebar sayap bisnis di China lantaran Hsu Fu Chi selama ini mencatat kesuksesan dalam penjualan di China. Produknya seperti permen, cokelat serta camilan ringan laris di China.
Di lain pihak, akuisisi oleh Nestle juga akan membuat keinginan Hsu Fu Chi mendunia terwujud. "Selama ini, perusahaan ini tidak memiliki sumber daya serta kemampuan untuk melakukan itu sendirian," ujar Cavender. Nestle akan menjadi mitra bisnis Hsu Fu Chi karena punya jaringan global yang kuat.
Sun menegaskan, perusahaan asal China yang melantai di bursa saham Singapura pada Desember 2006 ini, sudah membuka pembicaraan dengan beberapa perusahaan asal Amerika Serikat (AS), Eropa serta Jepang. "Kami ingin mendapat mitra yang membantu pemasaran produk kami," ujar Sun yang menolak menyebutkan harga penawaran ke Nestle.
Periode 2010, Hsu Fu Chi mencatatkan kenaikan laba hingga 31%, menjadi 602,2 juta yuan atau sekitar US$ 93 juta. Dari sisi penjualan naik menjadi 14% menjadi 4,3 miliar yuan. Bloomberg mencatat, saham Hsu Fu Chi melonjak hingga 72% tahun 2010, dengan kapitalisasi pasar senilai US$ 2,6 miliar.
Hsu Fu Chi didirikan empat bersaudara pada tahun 1992. Hingga kini, Hsu Fu Chi telah memproduksi lebih dari 700 jenis produk. Forbes menyebut, Chief Executive Officer (CEO) Hsu Fu Chi, Hsu Chen, anak kedua dari empat bersaudara itu, termasuk jajaran orang terkaya di Taiwan.