Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Dia menambahkan, "Belum pasti apakah pekerja pabrik, atau berapa banyak dari mereka, akan kembali ke bekerja ke pabrik mereka. Kami belum melihat potensi pendapatan perusahaan sejak (penyebaran) virus corona. Restoran dan pengecer mungkin memiliki penjualan yang sangat sedikit. ”
Sebaliknya, harga obligasi melonjak, dengan kontrak berjangka Maret untuk obligasi bertenor 10-tahun melonjak 1,5%.
Baca Juga: Aktivitas manufaktur ASEAN mulai membaik, meski serapan tenaga kerja terus turun
Pesan yang jelas
Di tengah aksi jual yang terjadi, Bank Rakyat China (PBOC) menyuntikkan dana senilai 1,2 triliun yuan (US$ 173,81 miliar) ke pasar uang melalui perjanjian pembelian kembali obligasi terbalik. Itu juga secara tak terduga memotong suku bunga pada fasilitas pendanaan jangka pendek sebesar 10 basis poin.
Regulator sekuritas China bergerak cepat untuk membatasi short selling dan mendesak manajer reksadana untuk tidak menjual saham kecuali mereka menghadapi redemption, sumber mengatakan kepada Reuters.
Baca Juga: Indonesia Tutup Akses Dari dan Menuju China