Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - FINLANDIA. Brad Moon, kolumnis khusus teknologi di Forbes.com dan InvestorPlace Media, menuliskan kolom menarik mengenai kebangkitan kembali bisnis Nokia. Seperti apa? Berikut penjelasannya seperti yang dilansir dari Yahoo Finance.
Dengan pendapatan tahunan mencapai US$ 26,6 miliar, memiliki lebih dari 103.000 karyawan dan menduduki peringkat 466 dalam daftar Global 500, Nokia dianggap sebagai perusahaan terbesar di Finlandia. Kedengarannya mengesankan, tetapi posisi itu jauh dari kedudukan perusahaan pada awal dekade.
Melansir Yahoo Finance, waktu 10 tahun terakhir sangat tidak ramah kepada raksasa telekomunikasi Finlandia. Kondisi itu menyebabkan status globalnya anjlok secara signifikan. Namun, dengan pertaruhan besar dalam jaringan 5G, nama Nokia sekali lagi muncul di pasar smartphone dan ponsel berfitur klasik yang diperbarui. Akankah tahun 2020 menjadi dekade kembalinya Nokia dengan penuh kejutan?
Baca Juga: Vodafone dan Hutchison Australia Gandeng Nokia Untuk Luncurkan layanan 5G
2010-an: Posisi Nokia kuat
Nokia memulai tahun 2010 sebagai pemimpin global di pasar smartphone yang sedang naik daun. Sepertiga dari semua smartphone yang terjual pada tahun 2010 -33,1% di antaranya- merupakan produksi Nokia. Dan penjualan perangkat Nokia pada dekade ini naik lebih dari 48% pada tahun tersebut. Perusahaan ini mengirim lebih dari 100 juta smartphone di awal dekade ini. Sebagai perbandingan, Apple hanya mengirim 47,5 juta iPhone dan Samsung hanya mengirim 23 juta ponsel.
Baca Juga: Berikut deretan smartphone yang akan dirilis September ini
Pada 2010, Nokia berada di posisi 120 dalam daftar Fortune Global 500, dengan pendapatan tahunan di bawah US$ 57 miliar.
2010-an: Tersandung dan jatuh
Apa yang terjadi yang menyebabkan Nokia jatuh begitu keras dari posisi dominasi smartphone dan peringkat global yang dipegangnya pada tahun 2010? Satu kata: Android. Alphabet Google mendorong Android, sistem operasi mobile-nya, dan konsumen memujanya. Vendor smartphone seperti Samsung ikut bergabung, tetapi Nokia dengan keras menolak, memilih untuk tetap menggunakan Symbian untuk memberi daya pada smartphone-nya.