Reporter: Grace Olivia | Editor: Herlina Kartika Dewi
“Normalisasi aktivitas produksi di seluruh sektor diproyeksi baru akan terjadi pada pertengahan hingga akhir Maret nanti,” lanjut Morgan Stanley.
Dengan mempertimbangkan seluruh proyeksi aktivitas produksi tersebut, Morgan Stanley meramal pertumbuhan ekonomi China di kuartal I-2020 akan tertekan hingga 180 basis poin (bps), yaitu menjadi hanya 4,2% yoy dibandingkan pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2019 lalu sebesar 6% yoy.
Sedangkan ekonomi global diprediksi hanya akan tumbuh 2,5% yoy pada kuartal I-2020 akibat normalisasi aktivitas produksi China yang lambat ini.
Baca Juga: Kota industri China yang dilanda virus corona mulai berproduksi lagi, ini ceritanya
Namun jika perlambatan aktivitas produksi melebihi yang diprediksi, Morgan Stanley menyatakan bukan tak mungkin ekonomi China makin terpuruk ke angka pertumbuhan hanya 3,5% pada kuartal I-2020.
Dengan begitu, pertumbuhan ekonomi dunia juga lebih rendah lagi di kuartal pertama yaitu hanya 2,25% dan berpotensi lanjut menekan kinerja perekonomian global hingga kuartal II-2020.
“Jika normalisasi produksi di China tidak tidak terjadi juga sampai akhir Maret nanti, ini dapat menyebabkan gangguan yang lebih besar pada rantai pasokan global, dengan efek limpahan (spillover) negatif terhadap pertumbuhan negara-negara lain di dunia,” tandas lembaga internasional tersebut.