Reporter: Dyah Megasari |
Pemerintah Myanmar menetapkan perusahaan Norwegia dan Qatar sebagai pemenang tender untuk layanan telepon genggam.
Telenor Mobile Communication dari Norwegia dan perusahaan Qatar, Ooredoo, terpilih dari 11 perusahaan peserta tender, seperti diumumkan oleh sebuah komite pemerintah, Kamis 27 Juni.
Sementara itu Telecom-Orange dari Prancis dan Marubeni Corporation dari Jepang menjadi cadangan jika kedua perusahaan pemenang tidak bisa memenuhi kriteria.
Keputusan atas kemampuan Telenor dan Ooredoo dalam memenuhi persyaratan yang ditetapkan berdasarkan Undang-undang Telekomunikasi akan diambil dalam sidang parlemen yang saat ini sedang berlangsung.
Terbelakang
Pemenang tender akhir akan menyediakan layanan telepon genggam kepada penduduk Myanmar yang saat ini baru sekitar 10% yang memiliki akses untuk telepon genggam.
Proses tender ini diamati dengan cermat oleh kalangan internasional karena dilihat sebagai salah satu pertanda dari reformasi ekonomi di negara itu yang diarahkan untuk memacu investasi asing.
Persaingan tender cukup ketat karena melibatkan perusahaan-perusahaan telekomunikasi terkemuka dunia, seperti Singtel, Bharti Airtel, maupun Digicel milik miliuner George Soros.
Myanmar tergolong amat terbelakang di banding negara-negara lain di Asia Tenggara dalam hal skala layanan telepon genggam.
Pemerintah Myanmar mengharapkan dengan masuknya perusahaan telekomunikasi asing maka penggunaan telepon seluler akan meningkat menjadi 80% dalam tiga tahun.