Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
CALIFORNIA. Bersiap-siaplah, terhitung 1 November mendatang para pengguna Facebook tidak bisa menikmati layanan sosial media tersebut secara cuma-cuma. Pasalnya, Facebook bakal mengenakan biaya keanggota sebesar US$2,99 per bulannya atau setara Rp 32.890 dengan kurs Rp 11.000 /US$
Pendiri & CEO Facebook Mark Zuckerberg mengaku cukup sulit untuk memutuskan hal ini. "Setelah berfikir panjang dan keras atas hal ini. Kami memutuskan untuk mengenakan biaya bulanan," katanya dikutip dalam nationalreport.net, Selasa (23/9).
Tapi dengan pertimbangan kini facebook telah menjadi perusahaan publik dan penggunanya mencapai 1,3 miliar per Agustus tahun ini. Ini menjadi beban tersendiri. "Jika kami tidak mengenakan biaya ini, Facebook menanggung beban untuk tahun mendatang," jelasnya.
Sementara itu, juru bicara CNN Paul Horner dalam wawancaranya dengan CNN kembali menegaskan bertambahnya ratusan ribu pengguna tiap harinya kian membebani Facebook. Sementara pemasukan dari iklan tak sebanding.
Meski demikian, Facebook pun memberikan pilihan layanan tak berbayar. "Kami tidak ingin pengguna kemudian menghapus keanggotaany karena tidak sanggup atau enggan membayar biaya bulanan," ujar Horner.
Caranya mudah, cukup menuliskan permintaan dengan meng-update status di akun Facebook I AM POOR FACEBOOK PLEASE WAIVE MY MONTHLY FEE. Dengan disertai hastag #FacebookMonthlyFee.
Selanjutnya, posting ini akan diteruskan ke admin Facebook dan membabaskan dari segala biaya. Sebagai timbal baliknya, pengguna tidak bisa lagi mengakses layanan games yang tersedia di Facebook.
Selain itu, pengguna juga punya pilihan mengakses Facebook tanpa biaya. Namun pengguna hanya dibatasi akses tanpa biaya selama satu jam dalam seminggu. Jika melewati batas itu, pengguna akan dikenai biaya US$0,49 per menit atau setara Rp 5.390 per menit.
Tapi, nanti dulu, belakangan, terungkap bahwa berita tentang rencana pungutan oleh Facebook ini berita bohong atawa hoax belaka. Rumor itu muncul dari situs berita satir Nationalreport.net. "Nationalreport adalah situs berita satir yang memuat berita palsu," tulis The Economic Time, Selasa (23/9).