kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Nuvaxovid, Vaksin Covid Ke-10 yang Dapat Persetujuan Penggunaan Darurat dari WHO


Selasa, 21 Desember 2021 / 20:39 WIB
Nuvaxovid, Vaksin Covid Ke-10 yang Dapat Persetujuan Penggunaan Darurat dari WHO
ILUSTRASI. WHO mengeluarkan persetujuan penggunaan darurat untuk vaksin Covid-19 merek Nuvaxovid. REUTERS/Denis Balibouse/File Photo.


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - JENEWA. Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, Selasa (21/12), mengeluarkan persetujuan penggunaan darurat atau emergency use listing (EUL) untuk vaksin Covid-19 merek Nuvaxovid.

Nuvaxovid menjadi vaksin Covid-19 ke-10 yang mendapat persetujuan penggunaan darurat dari badan kesehatan di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tersebut.

Vaksin Covid-19 ini dikembangkan oleh Novavax dan Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI), dan merupakan produk pencetus untuk vaksin Covovax yang menerima EUL pada 17 Desember lalu.

"Kedua vaksin Covid-19 tersebut dibuat menggunakan teknologi yang sama. Nuvaxovid dan Covovax membutuhkan dua dosis dan stabil pada suhu dingin 2°C hingga 8°C," sebut WHO dalam pernyataan yang diterima Kontan.co.id

Kelompok Ahli Penasihat Strategis WHO tentang Imunisasi juga telah mengeluarkan rekomendasi kebijakan untuk Nuvaxovid/Covovax.

Baca Juga: WHO: Tak bijaksana menyimpulkan dari bukti awal Omicron lebih ringan dari varian lain

Menurut WHO, EUL melibatkan penilaian yang ketat terhadap data uji klinis fase II dan III atau akhir, serta data tambahan yang substansial tentang keamanan, kemanjuran, kualitas, dan rencana manajemen risiko. 

Data ini ditinjau oleh para ahli independen dan tim WHO yang mempertimbangkan bukti terkini tentang vaksin yang sedang dipertimbangkan, rencana untuk memantau penggunaannya, dan rencana untuk studi lebih lanjut.

"Sebagai bagian dari proses EUL, perusahaan yang memproduksi vaksin harus berkomitmen terus menghasilkan data untuk memungkinkan lisensi penuh dan prakualifikasi vaksin oleh WHO," kata WHO. 

Proses prakualifikasi WHO akan menilai data klinis tambahan yang dihasilkan dari uji coba dan penyebaran vaksin secara bergilir. Ini untuk memastikan vaksin memenuhi standar kualitas, keamanan, dan kemanjuran.




TERBARU

[X]
×