Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - SHANGHAI. Kamar Dagang Amerika (AmCham) di Beijing mengungkapkan bahwa beberapa perusahaan farmasi melaporkan telah berhasil mengimpor obat-obatan ke China tanpa dikenakan tarif selama sepekan terakhir.
“Secara anekdotal, ada perusahaan yang melaporkan bahwa mereka bisa membawa masuk sejumlah produk tanpa tarif,” ujar Presiden AmCham China, Michael Hart, dalam konferensi pers daring yang digelar di Beijing pada hari Jumat (25/4).
Baca Juga: Tarif Dilonggarkan, China Mulai Redam Panasnya Perang Dagang dengan AS
Ketika ditanya oleh Reuters sektor mana saja yang mendapat pembebasan tersebut, Hart menjawab: “Ini perusahaan farmasi, tapi saya percaya pembebasannya bersifat spesifik untuk produk tertentu, bukan seluruh sektor.”
China sebelumnya memberlakukan tarif sebesar 125% terhadap produk-produk AS, sebagai respons atas keputusan Presiden AS Donald Trump yang menghentikan tarif impor untuk puluhan negara, namun tetap memberlakukan tarif tinggi bagi China.
Secara terpisah, sejumlah pelaku usaha juga menyebut bahwa China telah membebaskan beberapa produk AS dari tarif dan tengah meminta perusahaan untuk mengidentifikasi barang-barang penting yang mereka butuhkan bebas bea, sebagai indikasi kekhawatiran Beijing terhadap dampak ekonomi dari perang dagang yang berkepanjangan.
Tarif tinggi dari China telah memangkas proyeksi laba sejumlah produsen obat besar seperti Johnson & Johnson dan Merck, yang dikenal sebagai MSD di luar AS dan Kanada.
Pemasok peralatan medis dan layanan farmasi Thermo Fisher Scientific juga menyatakan pada Rabu bahwa pihaknya memperkirakan kehilangan penjualan senilai US$400 juta tahun ini akibat penurunan permintaan dari pasar China, yang menyumbang sekitar 8% dari total bisnisnya.
Baca Juga: Dari Mesin Jet ke Vaksin, China Mulai Bebaskan Tarif Impor AS
“Banyak anggota kamar dagang yang bergerak di sektor farmasi memiliki fasilitas produksi di AS yang melayani pasar global, termasuk China, dan/atau mengekspor API (active pharmaceutical ingredients) dari AS ke China yang terdampak langsung oleh tarif tersebut,” jelas Jens Eskelund, Presiden Kamar Dagang Uni Eropa di China kepada Reuters.
Eskelund menambahkan, akibat tarif ini, perusahaan-perusahaan harus memilih antara menanggung biaya tambahan sendiri atau menaikkan harga produk.
Bagi perusahaan yang produknya masuk dalam Daftar Obat yang Diganti oleh Negara (National Reimbursement Drug List) atau program tender pengadaan massal di China, beban tarif tersebut kemungkinan besar harus ditanggung oleh produsen.