Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - China membebaskan sejumlah barang impor asal Amerika Serikat dari tarif balasan sebesar 125% dan meminta perusahaan untuk mengidentifikasi produk-produk penting yang mereka butuhkan tanpa beban tarif.
Langkah ini menjadi sinyal paling jelas sejauh ini bahwa Beijing mulai khawatir terhadap dampak ekonomi dari perang dagang dengan AS.
Kebijakan ini muncul setelah pernyataan yang cenderung meredakan ketegangan dari Washington, dan menjadi pertanda bahwa dua ekonomi terbesar dunia mulai bersiap untuk mengendalikan konflik yang telah membekukan sebagian besar arus perdagangan dan memicu kekhawatiran resesi global.
Baca Juga: Perang Dagang Melunak, Saham China dan Hong Kong Raih Kenaikan Mingguan Kedua
Langkah China tersebut mendorong penguatan dolar AS dan mengangkat pasar saham di Hong Kong dan Jepang.
Meski belum diumumkan secara resmi, beberapa pelaku usaha mengonfirmasi bahwa mereka telah menerima notifikasi dari otoritas China mengenai potensi pembebasan tarif.
Dalam pernyataan pada hari Jumat (25/4), Politbiro Partai Komunis China menekankan fokus pada stabilitas ekonomi domestik, dengan menyatakan akan mendukung perusahaan dan tenaga kerja yang terdampak tarif, serta melonggarkan kebijakan moneter jika diperlukan.
Namun, pernyataan itu juga menunjukkan bahwa Beijing siap menghadapi perang dagang berkepanjangan jika dibutuhkan—dengan strategi bertahan lebih lama dari Washington dalam menanggung beban ekonomi akibat ketegangan ini.
Kementerian Perdagangan China dilaporkan membentuk satuan tugas untuk mengumpulkan daftar produk yang dapat dikecualikan dari tarif. Perusahaan-perusahaan diminta mengajukan permohonan berdasarkan kebutuhan masing-masing.
Presiden Kamar Dagang Amerika di China Michael Hart mengonfirmasi bahwa pemerintah China telah meminta perusahaan-perusahaan AS mengidentifikasi produk-produk yang tidak bisa mereka gantikan dari negara lain dan krusial bagi rantai pasok.
Baca Juga: Dari Mesin Jet ke Vaksin, China Mulai Bebaskan Tarif Impor AS
“Beberapa perusahaan farmasi anggota kami telah menyampaikan bahwa mereka bisa mengimpor obat-obatan ke China tanpa terkena tarif,” kata Hart, Jumat (25/4).
Namun, ia menekankan bahwa pembebasan tarif ini tampaknya masih spesifik pada produk, bukan industri secara keseluruhan.