kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ogah menjadi perusahaan publik (2)


Rabu, 11 Januari 2017 / 13:18 WIB
Ogah menjadi perusahaan publik (2)


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Tri Adi

Perjalanan sukses Grup Barilla menjadi produsen pasta terbesar di dunia memakan waktu panjang.  Produsen pasta merek Barilla ini telah berkecimpung di bisnis makanan sejak generasi pertama yang hidup tahun 1877 hingga generasi keempat di tahun 2017.

Generasi pertama Grup Barilla adalah Pietro Barilla. Dia merupakan anak dari ayah yang menjadi tukang roti sejak 1576 silam.

Pietro mendirikan perusahaan ini pada tahun 1877 di Parma, tepatnya di Jalan Vittorio Emanuele yang kini menjadi Jalan Ceko. Awalnya, Pietro membuka toko yang memproduksi roti dan pasta.

Kemudian pada tahun 1908, toko roti yang didirikan Pietro telah berkembang menjadi perusahaan berskala menengah. Grup Barilla terus ekspansi dengan menyewa sebuah bangunan untuk menjadi markas membuat pasta dan roti.

Di tahun 1910, perusahaan yang sudah berusia lebih dari satu abad ini menjadi perusahaan besar yang ditandai dengan mendirikan pabrik pasta di Barriera Vittorio Emanuele. Pabrik ini dilengkapi dengan mesin oven raksasa untuk memproduksi pasta dalam skala massal.

Di zaman itu, pabrik pasta berskala hanya dimiliki Barilla. Di kala perusahaan mulai tumbuh besar, Pietro menghembuskan nafas terakhir dan menyerahkan seluruh perusahaan ke tangan sang anak yaitu Riccardo Barilla dan Gualtiero Barilla.

Dua bersaudara ini terjun ke dunia bisnis pada usia dini. Tapi, yang paling berkontribusi besar terhadap Barilla adalah Riccardo. Dia sangat berperan aktif dalam mengelola warisan sang ayah dengan tugas meningkatkan produksi dan distribusi dari produk Barilla. Riccardo yang akrab dipanggil Richard juga berinovasi pada teknologi untuk mempercepat kapasitas produksi Grup Barilla agar mampu mengikuti permintaan pasar.

Sejak tahun 1936, Riccardo secara bertahap membimbing kedua anaknya Pietro Barilla Junior dan Gianni Barilla untuk menjadi penerus perusahaan. Sekitar 10 tahun kemudian, atau pada tahun 1947 di usia 67 tahun Riccardo meninggal dunia.

Kemudian, tahta perusahaan jatuh ke tangan Pietro Junior yang merupakan ayah dari anak-anak generasi ke empat. Pietro Junior berperan penting di Grup Barilla.

Kebijakan dia sering kali fenomenal dalam memajukan perusahaan. Misalnya, pada tahun 1952, ia mengambil kebijakan untuk berpuasa memproduksi roti dengan tujuan berkonsentrasi pada produksi pasta telur dan semolina yang kini menjadi produk unggulan Grup Barilla.

Pada tahun 1955, ia meresmikan pabrik baru di Viale Vittorio Veneto yang kemudian diberi nama pabrik Riccardo Barilla. Dari situ, perusahaan meningkatkan produksi mencapai 6.000 kwintal produk per hari.

Kala itu, produk pasta Barilla sudah menjelma menjadi pemimpin pasar dalam penjualan pasta di Italia. Pada 1960, Pietro Junior melakukan konsolidasi Grup Barilla secara besar-besaran.

Sekitar 10 tahun kemudian, Pietro Junior menjual saham mayoritas Grup Barilla ke perusahaan multinasional WR Grace and Company. Namun, tak berselang lama, Pietro kembali memborong saham Grup Barilla lantaran prospek bisnis sangat kinclong.

Di tahun 1973, Grup Barilla mulai merambah pasar biskuit, kue dan makanan ringan di bawah merek Mulino Bianco. Pietro Barilla Junior mendadak meninggal dunia pada usia 80 tahun.

Dus, manajemen perusahaan diberikan kepada trio anak lelakinya yakni Guido, Luca, dan Paolo. Kendati menyandang predikat sebagai produsen pasta terbesar di dunia, Grup Barilla masih berstatus perusahaan keluarga yang enggan menggelar penawaran saham perdana.    

(Bersambung)




TERBARU

[X]
×