kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

OJK pangkas pertumbuhan bank syariah jadi 14%


Kamis, 16 Oktober 2014 / 10:32 WIB
OJK pangkas pertumbuhan bank syariah jadi 14%
ILUSTRASI. Tips Menjaga Kesehatan Mental saat Kehamilan


Reporter: Issa Almawadi | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Langkah berat mengucurkan kredit tak cuma dialami bank umum. Kondisi serupa juga menimpa perbankan syariah. Tak heran jika Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memprediksi pertumbuhan pembiayaan bank syariah hanya sekitar 13%-14% hingga akhir tahun nanti.

Perkiraan otoritas pengawas industri keuangan ini ini lebih rendah dari proyeksi awal. Pada awal tahun ini, OJK menaksir pembiayaan bank syariah bisa tumbuh 16%-17% sepanjang tahun 2014. Sayangnya, menurut Edy Setiadi, Kepala Departemen Perbankan Syariah OJK, sejumlah faktor menahan pertumbuhan pembiayaan.

Selain perlambatan ekonomi dan likuiditas seret, faktor internal bank menjadi biang keladinya. Edy bilang, pergantian manajemen di tubuh Bank Muamalat dan Bank Syariah Mandiri (BSM) turut berkontribusi terhadap perlambatan pertumbuhan. "Kalau diteliti dari individual bank, yang menggerakkan itu bank besar seperti Bank Muamalat dan BSM. Tapi, dua bank itu sedang konsolidasi karena pergantian pengurus," ucap Edy, Selasa (14/10).

Ia menambahkan, konsolidasi internal mendorong Bank Muamalat dan BSM menahan diri dalam menyalurkan pembiayaan. Dengan kondisi itu, bank syariah lain, khususnya yang masih berbentuk unit usaha syariah (UUS), ikut-ikutan menahan diri.

Faktor lain adalah perlambatan pembiayaan di sektor komoditas. Saat ini, sejumlah bank syariah menggarap segmen komoditas. "Sektor komoditas sedang tidak bagus. Akibatnya pembiayaan ikut melambat. Bank juga harus menempatkan cadangan lebih sehingga menggerus rasio kecukupan modal," ujar Edy.

Perlambatan pembiayaan tercermin dari data OJK. Hingga akhir Juli 2014, pembiayaan perbankan syariah hanya tumbuh 7,78 % secara tahunan (year on year) menjadi Rp 188,06 triliun dari sebelumnya Rp 174,48 triliun pada Juli 2013.

Perolehan tersebut melambat dibandingkan tahun lalu. Sebagai perbandingan, pembiayaan perbankan syariah melesat 44,3% dari posisi Rp 120,91 triliun pada Juli 2012.

Di sisi lain, Edy menilai, pembiayaan seret karena terjadinya peralihan pengawasan dari Bank Indonesia (BI) ke OJK. Sejak menjadi wasit perbankan syariah mulai awal tahun ini, OJK menghimbau bankir syariah agar meningkatkan kualitas pembiayaan.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×