Reporter: Syamsul Ashar | Editor: Syamsul Azhar
KONTAN.CO.ID - Pemerintah Jepang resmi menunda pelaksanaan olimpiade Tokyo selama setahun karena mengalami kendala mewabahnya virus corona covid-19.
Perhelatan olahraga akbar internasional Olimpiade XXXII ini semula akan digelar pada 24 Juli hingga 9 Agustus 2020 di Tokyo Jepang. Sejumlah persiapan juga telah dilakukan oleh panitia lokal di negeri itu.
Namun karena keadaan mendesak, dan demi menjaga kenyamanan dan keamanan para pemain, panitia maupun penonton, dari bahaya penyebaran dan penularan virus corona covid-19 maka Pemerintah Jepang bersepakat dengan Komite Olimpiade Internasional atau International Olympic Committe (IOC) untuk menunda hingga musim panas 2021 mendatang.
Penundaan ini disampaikan langsung oleh Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe Selasa (24/3) seusai bertemu dengan Presiden IOC Thomas Bach di Tokyo Jepang. Mengutip pernyataan resmi yang dirilis IOC di https://www.olympic.org, pada pertemuan itu dihadiri oleh Mori Yoshiro, Presiden Komite Penyelenggara Tokyo 2020; Menteri Olimpiade, Hashimoto Seiko; Gubernur Tokyo, Koike Yuriko; Ketua Komisi Koordinasi IOC, John Coates; Direktur Jenderal IOC Christophe De Kepper; dan Direktur Eksekutif Olimpiade IOC, Christophe Dubi.
"Saya sudah mendapatkan jawaban langsung dari Presiden Bach (Presiden IOC Thomas Bach) bahwa dia setuju 100%. Kami sepakat bahwa kami akan mengadakan Olimpiade Tokyo sebagai Paralimpycs pada musim panas 2021," kata Abe.
Abe menjelaskan, sebagai tuan rumah, Jepang mempertimbangkan kondisi terkini mengenai merebaknya wabah virus corona covid 19.
Karena itu sebagai penyelenggara Jepang ingin agar semua atlet bisa bertanding dengan rasa nyaman dan aman tanpa ada rasa khawatir tertular virus corona covid-19.
Pada pertemuan itu, Thomas Bach dan maupun Perdana Menteri Abe menyampaikan keprihatinan mereka tentang pandemi virus corona Covid-19 di seluruh dunia. Mereka menyebut keputusan penundaan ini sebagai upaya yang dilakukan terhadap kehidupan orang-orang dan dampak signifikan yang ditimbulkannya terhadap persiapan atlet global untuk Olimpiade.