Reporter: Asnil Bambani Amri, Bloomberg | Editor: Asnil Amri
JENEWA. Jumlah orang kaya di China, India dan Singapura mencatat kenaikan terbesar tahun lalu. Hasil riset dari Boston Consulting Group (BCG) menyebutkan, kenaikan jumlah orang kaya di wilayah Asia Pasifik itu terjadi karena mendapat limpahan dari penurunan ekonomi Eropa dan Amerika Serikat (AS).
Jumlah orang kata di di China naik 16% menjadi 1,43 juta, sementara itu di Singapura jumlah orang kayanya naik 14% menjadi 188.000 orang dan di India jumlah orang kayanya naik 21% menjadi 162.000 orang.
Perusahaan yang berbasis di Boston ini mengumumkan hasil laporan yang dirilis hari ini (2/6). Sementara itu jumlah orang kaya di AS turun 29.000 orang menjadi 5,13 juta orang.
Krisis utang Eropa dan pasar ekuitas yang turun memperlambat kenaikan kekayaan dunia tahun lalu. Kenaikan ekuitas dunia hanya 1,9% menjadi US$ 122,8 triliun. Pertumbuhan ekuitas tahun 2011 ini turun ketimbang pertumbuhan tahun 2010 sebesar 6,8%.
Singapura mencatat sebagai negara yang mencatat pertumbuhan orang kaya baru tertinggi tahun lalu, setelah itu disusul oleh China. "Pasar berkembang akan memainkan peran lebih besar dalam kekayaan pribadi ke depan," kata Peter Damisch, dari Boston Consulting di Zurich
Dalam laporan itu menyebutkan, nilai kekayaan di Amerika turun 0,9% menjadi US$ 38 triliun, sementara Eropa Barat mencatat penurunan 0,4% menjadi US$ 33,5 triliun.
Kekayaan global melonjak hampir 11% selama 2002 sampai 2007, sebelum krisis keuangan dan hutang di negara ekonomi maju. Boston Consulting Group memprediksi, tingkat pertumbuhan 4% sampai 5% terjadi karena didorong penciptaan kekayaan di pasar negara berkembang.
Boston Consulting Group berharap, kekayaan pribadi di Cina dan India akan meningkat sebesar 15% dan 19% per tahun sampai tahun 2016. Sementara itu, orang kaya di Amerika Latin melihat kenaikan 11% tahun lalu, terangkat oleh pertumbuhan ekonomi di Brasil dan Meksiko.