Reporter: Ferrika Sari | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - ORANG-ORANG kaya di Asia tengah bersiap untuk kemungkinan pandemi corona segera berakhir. Mereka memgambil momen pandemi ini untuk menimbun uang tunai sehingga bisa memanfaatkan peluang masuk ke pasar keuangan dan ekuitas pasca kondisi pulih.
Dilansir dari Bloomberg, Jumat (4/9), Pemimpin Unit DBS Group Holdings Joseph Poon mengatakan, klien mereka telah meningkatkan jumlah kepemilikan uang tunai sekitar 40% dari total portofolio dalam beberapa bulan terakhir atau naik 30% dibandingkan sebelum pandemi.
Sayangnya ia tidak mengungkapkan berapa nilai aset yang dikelola. Yang jelas, ini adalah bagian dari platform kekayaan DBS senilai S$ 251 miliar atau setara US$ 184 miliar yang merupakan salah satu terbesar di Asia.
“Klien kami memegang uang tunai lebih banyak dari biasanya. Ini fenomena yang sangat menarik. Dengan kekayaan sangat besar, mereka percaya akan ada peluang bagus di pasar setelah pandemi selesai dan akan meluas ke seluruh ekonomi,” kata Poon.
Setidaknya terdapat aset senilai S$ 30 juta yang mereka investasikan. Untuk saat ini, mereka sedang mempertimbangkan rencana investasi di aset keuangan, e-commerce dan logistik di tengah gap pendanaan.
Baca Juga: 7 Drama Korea terbaik Lee Min Ho, dibintangi bersama Park Shin Hye hingga Kim Go Eun
Sementara lainnya, berencana menggunakan uang tunai mereka untuk kebutuhan bisnis serta menjalin kemitraan di perusahaan. Kondisi ini mencerminkan tren yang lebih luas.
Perusahaan ekuitas swasta terkemuka memiliki dana sekitar US$ 1,6 triliun menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg. Setelah virus corona berhenti diperkirakan kesepakatan ekuitas swasta akan mengguncang pasar global.
Namun, pemegang uang tunai kemungkinan akan melewatkan reli pasar secara besar-besaran ketika Indeks MSCI ACWI di Asia Pasifik melonjak sekitar 43% atau terendah sejak Maret.