Sumber: Reuters | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - BEIJING. China melaporkan serangkaian data ekonomi yang mengecewakan selama bulan. Termasuk pertumbuhan output industri ke level terendah dalam tempo lebih dari 17 tahun terakhir.
Dilansir dari Reuters, kinerja ini makin menggarisbawahi dampak perang dagang antara China dan Amerika Serikat yang kian parah.
Baca Juga: Bermula dari Wall Street, sinyal hijau menjalar ke bursa Asia Pasifik
Biro Statistik Nasional mencatat output industri China hanya tumbuh 4,8% pada Juli dibanding setahun sebelumnya. Capaian ini lebih rendah dari perkiraan pada analis dalam jajak pendapat Reuters.
Analis memperkirakan pertumbuhan output industri akan melambat menjadi 5,8%, dari pertumbuhan setinggi 6,3% pada bulan Juni di tengah melemahnya permintaan di dalam dan luar negeri.
Sementara Amerika Serikat telah menaikkan tarif secara cukup agresif atas sebagian besar impor Cina pada bulan Mei.
Baca Juga: AS tunda kenaikan tarif, bursa China sumringah
Meskipun langkah-langkah untuk meningkatkan pertumbuhan telah dilakukan selama lebih dari satu tahun, namun data menunjukkan permintaan domestik China masih lamban.
Hal ini pun makin memperkuat pandangan bahwa Beijing perlu mengeluarkan lebih banyak stimulus untuk segera mendukung perekonomian.