kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pajak naik, penjualan BMW di Brazil merosot 30%


Senin, 16 April 2012 / 14:39 WIB
Pajak naik, penjualan BMW di Brazil merosot 30%
ILUSTRASI. Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Jakarta, Kamis (11/2/2021). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/aww.


Reporter: Dupla Kartini, Bloomberg | Editor: Dupla Kartini

SAO PAULO. Penjualan Bayerische Motoren Werke AG (BMW) di Brazil merosot 30% pada kuartal pertama tahun ini. Produsen mobil mewah terbesar di dunia itu hanya berhasil menjual 1.888 unit di sepanjang kuartal pertama 2012, dibanding periode serupa pada tahun lalu yang mencapai 2.137 unit.

Kepala unit usaha BMW, Henning Dornbusch menyebut, penjualan pada unit usaha BMW di Brazil melorot lantaran pemerintah Brazil menaikkan pajak impor mobil.

Brazil telah menaikkan pungutan pajak sebesar 30%, bagi produsen mobil yang menggunakan produk buatan lokal kurang dari 65%. Kenaikan pajak itu untuk melindungi industri dan produsen mobil yang memiliki pabrik di Brazil. Kenaikan pajak sudah sudah diberlakukan sejak Januari lalu.

Kenaikan pajak itu dilakukan menyusul adanya lonjakan pengiriman dari Cina dan tempat lain. Kondisi tersebut telah merugikan produsen mobil yang berbasis di negara tersebut.

"Penjualan mobil turun 30% karena kenaikan pajak. Kami telah mengkompensasi kenaikan pajak itu dengan menaikkan harga rata-rata sekitar 15,9%," ujar Dornbusch, dalam wawancara di Sao Paulo.

Perusahaan yang berbasis di Munich ini pun telah menunda rencana untuk membangun pabrik di Brasil. Dornbusch menyebut, perusahaan masih berminat berinvestasi di Brazil, namun akan tergantung pada penilaian ulang soal rencana bisnis perusahaan pasca kenaikan pajak di negara tersebut.

"Ketika peta bisnis berubah, maka kami akan memutuskan apakah melanjutkan atau tidak rencana pendirian pabrik. Kepentingan kami di Brasil sangat besar, tetapi semua tergantung pada kondisi bisnis. Kami tidak mau merugi di sana," imbuh Dornbusch.




TERBARU

[X]
×